Matanurani, Jakarta – Isu mundurnya pendiri Hedge Fund Bridgewater Associates, Ray Dalio, menjadi dewan penasihat Danantara, santer beredar. Danantara adalah badan pengelola investasi nasional yang dibentuk untuk mengelola aset-aset milik negara dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Pada Jumat pagi (30/5) CEO Danantara, Rosan Roeslani belum mengkonfirmasi dan memberikan jawaban.
Sementara itu, ekonom Yanuar Rizki dalam keterangan tertulis mengatakan Dalio adalah sosok yang sangat dia hormati, khususnya terkait dengan pernyataannya yang berbunyi ‘principle of the day’.
Menurut Yanuar, unggahan itu seperti menjawab isu di media soal kemunduran dia dari Danantara.
“Di banyak kanal podcast yang mengundang, saya bicara soal Danantara setelah muncul nama Dalio, memberi pendapat dari sisi orang dalam (OD) dan Informasi Orang Dalam (IOD) yang menjadikan posisi afiliasi, yang berpotensi menjadi transaksi benturan konflik kepentingan yang menguntungkan pihak tertentu, dan merugikan publik, sebagaimana yang dilarang UU Pasar Modal di negara manapun. Saya juga mengutarakan, yang haram afiliasi menciptakan transaksi benturan kepentingan dan merugikan publik,” kata Yanuar.
Lebih lanjut, Yanuar sepakat dengan integritas bahwa meritokrasi adalah transaksi benturan konflik kepentingan, yang merugikan publik, khususnya para pencari kerja ditengah sulitnya akses pekerjaan.
“Ya, jadi itulah prinsip integriras. Dalio mengajarkan kita, kalau hubungan afiliasi sudah dimanfaatkan untuk hal yang bertentangan dengan integritas, maka harga nama baiknya adalah integritas itu sendiri,” kata Yanuar. (Ini).
