Matanurani, Jakarta – Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Industri Pertanian dan Kehutanan Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Benny Pasaribu menyebutkan, Kredit Usaha Tani (KUT) masih belum menjawab keresahan petani. Sehingga akses modal bagi petani terkendala untuk mengembangkan lahannya.
Karena itu sambung Benny, untuk meningkatkan produktivitas petani khususnya para petani padi, KEIN menggelar Fokus Group Discussion (FGD) bertajuk Strategi Permodalan yang Berkelanjutan dalam Pengembangan Agribisnis Padi, di Hotel Borobudur Jakarat, Senin (29/4).
“Saya kira pasca KUT, masalah permodalan petani masih belum juga selesai. Pertumbuhan produksi petani entah itu padi, jagung, semuanya meningkat, tapi apakah kesejahteraan petani ikut meningkat? Inilah yang harus kita bahas,” ungkap Benny.
Benny melanjutkan, perbankan masih sulit menyebar kredit pada petani karena tidak adanya agunan dari petani. Padahal, Non Performing Loan (NPL) para petani cukup rendah, yaitu dibawah 3 persen, yang menandakan tanggung jawab para petani dalam membayar utang justru lebih baik.
“Karenanya kita harapkan dari FGD ini menghasilkan formula yang tepat agar petani untung dan mandiri,” pungkas Benny. (Smn).