Home Bisnis Baja Made in RI Siap Hadapi Pajak Karbon Eropa

Baja Made in RI Siap Hadapi Pajak Karbon Eropa

0
SHARE

 

Matanurani, Jakarta – Industri baja nasional siap menghadapi kebijakan pajak karbon di Eropa yang mulai diberlakukan 2026. Hal ini setelah produk baja buatan Indonesia resmi mengantongi sertifikasi Environmental Product Declaration (EPD).

Sertifikasi EPD ini juga menjadi langkah strategis dalam merespons kebijakan Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) yang akan mulai diberlakukan Uni Eropa pada 2026. CBAM merupakan instrumen pengendalian karbon lintas batas yang menargetkan industri intensif emisi, termasuk sektor besi dan baja.

1. Uni Eropa Mewajibkan Pelaporan Emisi Karbon

Melalui mekanisme ini, Uni Eropa mewajibkan pelaporan emisi karbon atas setiap produk impor untuk mencegah kebocoran karbon sekaligus mendorong praktik produksi yang lebih bersih di negara-negara mitra.

EPD disusun berdasarkan kajian ilmiah menyeluruh yang dikenal sebagai Life Cycle Assessment (LCA), mencakup seluruh tahapan siklus hidup produk dari pengadaan bahan baku, transportasi, proses produksi, hingga daur ulang akhir masa pakai.

2. Sertifikasi EPD
PT Krakatau Posco, perusahaan patungan Indonesia-Korea resmi memperoleh sertifikasi EPD untuk dua produk yakni steel plate dan Hot Rolled Coil (HRC). Dengan EPD, Krakatau Posco tidak hanya memenuhi persyaratan transparansi karbon, tetapi juga memperkuat daya saingnya di pasar global yang makin selektif terhadap aspek lingkungan.

Perolehan EPD ini mempertegas posisi sebagai penyedia baja berkualitas tinggi yang tidak hanya unggul secara teknis dan komersial, tetapi juga bertanggung jawab secara ekologis dan sosial.

“Ini bukan hanya tentang memenuhi regulasi, tetapi tentang membentuk masa depan industri baja yang lebih bertanggung jawab,” ungkap Direktur Technology and Business Development Krakatau Poso Alhadis Syamsuddin,

Lebih lanjut, Krakatau Posco menegaskan komitmennya untuk terus mendorong inovasi hijau dan memperluas portofolio produk ramah lingkungan yang sejalan dengan agenda global menuju ekonomi rendah karbon.

“Dengan langkah progresif ini, menunjukkan bahwa industri berat pun mampu bertransformasi menuju era yang lebih transparan, efisien, dan berkelanjutan,” katanya.(Ini).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here