Home Keuangan 14 Tahun Pabrik Duit Palsu Beroperasi di UIN, BI Berdalih : Peredaran...

14 Tahun Pabrik Duit Palsu Beroperasi di UIN, BI Berdalih : Peredaran Upal Sangat Rendah

0
SHARE

Seorang teller Bank Mandiri menunjukkan uang pecahan Rp100.000 dan Rp50.000 di Plasa Mandiri, Jakarta, Senin (8/7/2019). Rupiah pada Senin (8/7/2019) pagi bergerak melemah 66 poin atau 0,47 persen menjadi Rp14.149 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.083 per dolar AS, seiring kemungkinan tidak diturunkannya suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

Matanurani, Jakarta – Terbongkarnya pabrik uang palsu (upal) di Universitas Negeri Islam (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) membuat heboh warga Indonesia. Lebih kaget lagi, industri itu sudah beroperasi 14 tahun. Dan, pejabat BI menyebut peredaran uang palsu di Indonesia sangatlah sedikit.

Tak sedang bercanda, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI, Marlison Hakim menyebut, peredaran uang palsu di Indonesia, turun. Berdasarkan catatan BI, rasio uang palsu pada tahun ini, hanya 4 piece per milion (PPM). Alias hanya 4 lembar dalam sejuta lembar uang yang beredar.

Menurut Marlison, penurunan terjadi seiring dengan meningkatnya kualitas uang atau bahan uang, serta teknologi cetak dan unsur pengaman yang semakin modern dan terkini.

“Kita ada literasi CBP (Cinta, Bangga, Paham) rupiah nasional secara masif dan koordinasi rutin dengan seluruh unsur Botasupal (Badan Koordinasi Pemberantasan Rupiah Palsu),” kata Marlinson, Jakarta, dikutip Jumat (27/12).

Tahun ini, kata Marlinson, rasio uang palsu sebesar empat lembar dalam setiap 1 juta uang yang beredar (4 PPM). Terus turun dibandingkan 2022 atau 2023 yang rasio uang palsunya mencapai lima lembar dalam satu juta uang yang beredar (5 PPM). Tahun sebelumnya, rasio uang palsu yang beredar sebesar 7 PPM, dan 2020 sebanyak 9 PPM.

Marlison mengatakan, BI berupaya melakukan penguatan kualitas rupiah sebagai bagian dari strategi pencegahan dalam penanggulangan uang palsu. Caranya dengan membuat desain uang rupiah semakin mudah dikenali dan menyulitkan pemalsuan. Upaya tersebut tercermin dalam berbagai penghargaan untuk uang rupiah.

Pada November 2024, uang rupiah kertas pecahan Rp 50.000 TE 2022 meraih peringkat ke-2 dunia untuk pecahan yang paling aman dan yang paling sulit dipalsukan. Penghargaan World’s Most Secure Currencies itu didapat kerena pecahan disebut memiliki 17 unsur pengaman canggih versi Batch Brokers.

Selain itu, uang rupiah tahun emisi (TE) 2022 sebagai seri uang terbaik atau (best new banknotes series) pada IACA Currency Awards 2023. “Penghargaan ini merupakan pengakuan dunia internasional atas keunggulan fitur keamanan dan desain uang rupiah,” ujar Marlison.

Bank sentral juga rutin melakukan sosialisasi ciri keaslian uang rupiah. Ia mengimbau masyarakat untuk memastikan keaslian uang rupiah kertas melalui metode 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang). Sebagai upaya represif, Bank Indonesia mendorong pengenaan sanksi yang lebih tinggi kepada pelaku tindak pidana uang palsu.

Sebelumnya, Polda sulsel membongkar sindikat pencetak uang palsu di Gedung Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa. Berdasarkan observasi BI, saat pengungkapan barang bukti oleh Kepolisian Resor (Polres) Gowa, teridentifikasi bahwa barang bukti tersebut merupakan uang palsu dengan kualitas rendah.

Di mana, rupiah palsu yang diproduksi sindikat di Gowa itu, sangat mudah diidentifikasi dengan kasat mata, melalui metode 3D.  Misal cetakan buram, watermark terlihat jelas tanpa diterawang, recto verso tidak presisi, benang pengaman dicetak biasa, hasil cetak tidak terasa kasar. (Ini).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here