Home News Konsumsi Minus 5,51 Persen, Pengamat Lihat Ancaman Kelaparan

Konsumsi Minus 5,51 Persen, Pengamat Lihat Ancaman Kelaparan

0
SHARE

Matanurani  Jakarta –– Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menangkap sinyal ancaman kelaparan dari kontraksi konsumsi rumah tangga yakni minus 5,51 persen pada kuartal II 2020.

Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad mengatakan jika dibedah lagi maka komponen makanan dan minuman, selain restoran tercatat negatif 0,71 persen, dari sebelumnya tumbuh 5,20 persen di kuartal II 2019.

Kondisi ini mengindikasikan jika masyarakat Indonesia sudah mengurangi pengeluaran makanan dan minuman yang merupakan kebutuhan dasar.

“Yang dahsyat adalah pada kuartal II ini masyarakat sudah mengurangi untuk pengeluaran konsumsi makan minuman. Artinya apa, ini ada ancaman bahaya kelaparan, pemenuhan kebutuhan hidup mereka secara basic-nya (dasar) sudah mulai dikurangi,” ucapnya dalam diskusi virtual Indef, Kamis (6/8).

Ia menilai upaya perlindungan sosial yang dilakukan pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kurang mendorong konsumsi masyarakat. Indikasinya yakni konsumsi rumah tangga jatuh dalam meskipun pemerintah sudah merealisasikan bantuan sosial (bansos) untuk menangani dampak virus corona sejak April lalu.

Untuk diketahui, pemerintah menganggarkan dana PEN senilai Rp695,2 triliun. Mayoritas dialokasikan untuk perlindungan sosial sebesar Rp203,91 triliun, namun baru terealisasi Rp85,3 triliun.

Ia mengungkapkan kondisi ini belum terjadi pada tiga bulan pertama 2020. Meski saat itu, konsumsi rumah tangga juga melambat menjadi 2,84 persen, namun konsumsi makanan dan minuman selain restoran masih tumbuh 5,10 persen.

“Artinya, masyarakat sudah mulai bukan hanya kencangkan ikat pinggang untuk pengeluaran lain, tapi mengurangi porsi makan dan minumnya untuk kebutuhan hidup,” imbuhnya.

BPS mencatat mayoritas komponen konsumsi rumah tangga mengalami kontraksi, hanya dua komponen yang tercatat mampu tumbuh positif yakni perumahan dan perlengkapan rumah tangga serta kesehatan dan pendidikan.

Tercatat perumahan dan perlengkapan rumah tangga tumbuh 2,36 persen, meskipun melambat dari kuartal II 2019 yakni 4,76 persen. Sedangkan, komponen kesehatan dan pendidikan tumbuh 2,02 persen melambat dari sebelumnya 6,30 persen.

Sementara itu, komponen hotel dan restoran mengalami kontraksi paling tajam yakni 16,53 persen, dari sebelumnya mampu tumbuh 6,24 persen. Disusul komponen transportasi dan komunikasi jatuh 15,33 persen dari sebelumnya positif 5,08 persen.

Kemudian komponen pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya juga minus 5,13 persen, dari sebelumnya tumbuh 4,88 persen.(Cen).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here