Matanurani, Jakarta – Diplomasi ekonomi menjadi fokus utama politik luar negeri Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini. Kedutaan Besar RI pun didorong untuk membuka pasar terhadap kuliner Indonesia, lewat pembukaan restoran yang bersifat fine dining maupun street food.
“Diplomasi ekonomi lewat kuliner itu sangat powerful. Salah satu tujuannya lewat diplomasi kuliner ini agar Indonesia dikenal oleh masyarakat dunia secara luas,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir di Jakarta, Jumat, (16/2).
Dalam penutupan Rapat Kerja Kepala Perwakilan RI yang diadakan selama sepekan ini, menurut Arrmanatha, disepakati sebuah rekomendasi. Rekomendasi tersebut yaitu agar perwakilan di luar negeri mengintensifkan proyek potensial, di mana Indonesia memiliki keunggulan komparatif.
Selama ini, peran Indonesia di bidang diplomasi perdamaian dan kemanusiaan sudah sangat dikenal dan dipuji, umumnya oleh pimpinan dan petinggi negara. Namun, kebudayaan dan ciri khas Indonesia belum dikenal secara luas di dunia internasional.
“Jadi yang paling mudah bisa lewat restoran masakan Indonesia. Lewat makanan, kita kenalkan Indonesia. Jadi masyarakat negara lain akan lebih banyak cari informasi sehingga menarik mereka untuk mengunjungi Indonesia,” ujarnya.
Sejauh ini, beberapa perwakilan RI telah menjalankan diplomasi kuliner seperti di Amerika Serikat, Inggris, dan Amerika Serikat. Saat menjabat sebagai Duta Besar RI di Belanda, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi adalah sosok yang mempelopori culinary diplomacy di sana.
“Jadi konsepnya bagaimana KBRI menarik sektor swasta. Sekarang memang belum masif. Tujuannya agar perwakilan memprioritaskan diplomasi kuliner, cari peluang agar restoran Indonesia bisa berhasil di luar negeri. Tidak saja yang bersifat fine dining, tapi juga mungkin street food,” ujarnya.(Viv).