Home News KEIN: Industri Perunggasan Masih Dihadapkan Sejumlah Tantangan

KEIN: Industri Perunggasan Masih Dihadapkan Sejumlah Tantangan

0
SHARE

Matanurani, Jakarta – Ketua Pokja Pangan Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN), Benny Pasaribu mengingatkan bahwa industri perunggasan masih dihadapkan pada sejumlah tantangan, utamanya  di sepanjang rantai nilainya. Diawali dengan semakin mahalnya harga pakan ternak, jatuhnya harga ayam  serta harga telur di pasaran.

Menurut Benny, fluktuasi kualitas dan harga day old chicken (DOC), harga pakan yang tinggi, bahan baku yang masih ekspor, dan ancaman penyakit terhadap ternak, menjadi salah satu penyebab menurunnya daya saing di sektor ini.

“Persoalan over supply dan ketidakakuratan informasi keseimbangan supply demand yang dimiliki oleh semua pelaku usaha menjadi persoalan yang menghambat perkembangan industri perunggasan,” kata Benny dalam pengantarnya saat Fokus Group Diskusi (FGD) Komite Ekonomi dan Industri Nasiional (KEIN), di Jakarta, Selasa (14/11).

Benny menambahkan, agar daya saing perunggasan Indonesia meningkat, perlu dilakukan industrialisasi di sepanjang rantai nilai. Industrialisasi itu, sambungnya, harus dilakukan dari pakan, kandang, kesehatan, energi, serta pemasaran sampai konsumen akhir, serta peningkatan pemanfaatan teknologi.

“70 persen bisnis di industri perunggasan ditentukan oleh biaya pakan. Kalau kita bisa meningkatkan teknologi di bidang ini, tentu kita bisa menjaga kestabilan harga,” jelasnya.

Sementara Ketua Umum Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (HIMPULI),  Ade M. Zulkarnain mengatakan, pihaknya sejauh ini sudah melakukan langkah untuk membantu mengatasi problem dalam industri perunggasan.

Salah satu contohnya, dengan menurunkan harga pakan, tidak menambah jumlah budidaya ayam petelur, dan mengatur waktu impor indukan ayam. “Masalah harga sangat bergantung dengan daya beli masyarakat. Jika sekarang harganya naik,  itu karena terjadi supplyyang sudah menurun,” kata Ade.

Ia pun menilai, peran perbankan dalam industri unggas tanah air, khususnya bagi peternak rakyat punya andil yang besar. Dirinya melihat, sejauh ini, keterlibatan pihak perbankan masih sangat minim. “Itu salah satu kendala. Ada KUR, tapi batasnya masih sangat jauh dari yang dibutuhkan peternak,” tutur dia.

Ade menyarankan, pemerintah segera mengatur skema mengenai keterlibatan perbankan untuk membantu peternak. “Pemerintah sejauh ini sudah meminta kepada perusahaan-perusahaan ternak unggas untuk memperhatikan peternak ayam di Indonesia. Itu sifatnya kemitraan, bagaimana menggaransi sebuah harga beli,” pungkas dia. (Smn)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here