Home News Giant Tutup Gerai Lagi: Ritel di RI Sedang Berdarah-Darah!

Giant Tutup Gerai Lagi: Ritel di RI Sedang Berdarah-Darah!

0
SHARE

Matanurani, Jakarta – Kondisi peritel nasional semakin kritis di tengah pandemi yang belum berakhir. Guna bertahan di masa pandemi, pelaku usaha mulai memakai uang modal untuk bertahan. Belakangan sektor ritel menyedot perhatian dengan tutupnya gerai-gerai Giant di Jakarta dan Depok.

“Karena memang kondisi saat ini rata-rata sudah memakai uang modal. Tidak ada ekspansi, karena kalau mau tumbuh itu harus ekspansi. Nah ini tidak ada ekspansi. Sekarang itu sudah pakai uang modal atau uang cadangan,” kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey seperti dikutip dari cnbc, Kamis (4/2).

Roy mengatakan dana operasional perusahaan ritel sudah banyak yang under perform karena penjualan yang semakin menyusut. Sehingga tidak ada kontraksi positif dari tahun lalu untuk bertahan. Bahkan research fund juga sudah habis digunakan untuk operasional.

“Operasional sudah memakai dana modal ini terpengaruh dari kondisi pandemi, ada beberapa yang sudah merumahkan karyawan, menutup toko karena produktivitas sudah pasti terdampak. Bahkan untuk membiayai fix cost maupun overhead cost toko atau gerai di wilayah tersebut. Biaya penyusutan juga ada,” katanya.

Dari tingkat kunjungan sudah semakin menyusut akibat adanya pembatasan pergerakan mobilitas masyarakat (PPKM). Menurutnya rata-rata tingkat kedatangan pengunjung hanya 40%-50% ditambah dengan daya beli yang masih rendah untuk produk non esensial.

“Kedatangan pengunjung hanya 40%-50%. Jadi ada sekitar 60% yang hilang. Daya beli rendah, lalu ada PPKM masyarakat juga semakin takut untuk keluar rumah dan hanya memenuhi kebutuhan pokoknya saja. Makanya dari tingkat kunjungan yang rendah itu sangat menggerus transaksi,” katanya.

Di tahun ini Roy berharap pemerintah bisa memberi lampu hijau untuk memberikan subsidi gaji karyawan untuk mengurangi beban operasional. Dia melihat opsinya memungkinkan melalui BPJS ketenagakerjaan karena 60% karyawan toko dibayar berdasarkan upah minimum Regional (UMR) wilayah.

Selain itu dalam porsi pekerja yang tidak langsung atau non-office sudah duluan terkena PHK dari tahun lalu. Tepatnya 4-5 bulan setelah PSBB pertama kali dilakukan.

Pada awal 2021, salah satu pemain ritel besar Giant kembali menutup dua gerainya di Jakarta dan Depok. Hal ini menambah gerai-gerai Giant yang harus tutup pada 2019 sebanyak 6 gerai.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here