
Matanurani, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir, mengatakan Indonesia akan memperoleh 300 juta vaksin Covid-19 pada 2021.
Menurut Erick Thohir, 300 juta vaksin Covid-19 tersebut merupakan kelanjutan kerja sama dengan perusahaan farmasi adal Tiongkok, Sinovac Biotech Ltd (Sinovac), perusahaan farmasi Uni Emirat Arab (UEA), G42.
“Sesuai komitmen, kita akan mendapat 30 juta vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech Ltd dan G42 pada akhir 2020. Tapi di 2021, kita akan mendapat 300 juta vaksin Covid-19,” kata Erick Thohir, di Jakarta, Selasa (1/9).
Dia menjelaskan, Sinovac yang bekerja sama dengan Bio Farma akan kembali memproduksi sebanyak 250 juta vaksin pada 2021. Kerja sama juga dilakukan dengan transfer teknologi dalam memproduksi vaksin Covid-19.
Saat ini, uji klinis yang dilakukan Sinovac sudah masuk tahap ketiga, dengan melibatkan relawan dari Indonesia, Bangladesh, Arab Saudi, Turki, dan negara lainnya.
Sedangkan G42 yang menjalin kerjaa sama dengan Kimia Farma akan kembali memproduksi sebanyak 50 juta vaksin pada 2021. “G42 pada saat ini sudah melakukan uji klinis sendiri di UEA terhadap 45.000 relawan dari 85 suku bangsa,” ujar Erick Thohir.
Dia mengungkapkan, saat ini pemerintah juga sedang menjajaki kerja sama baru dengan tiga perusahaan farmasi, yakni AstraZeneca Plc (Uni Eropa), Melinda and Bill Gates Foundation (Amerika Serikat), dan CanSino Biologics Inc yang telah mendapat persetujuan paten dari pemerintah Tiongkok untuk kandidat vaksin Covid-19.
Jangka Pendek
Terkait pengadaan vaksin Covid-19 dari luar negeri, Erick Thohir mengatakan, kerja sama tersebut hanya bersifat jangka pendek. Ke depan, pemerintah akan fokus pada vaksin Covid-19 Merah Putih yang sedang dikembangkan Bio Farma.
“Pengadaan vaksin dari luar merupakan strategi jangka pendek pemerintah dan untuk kondisi darurat saat ini, namun untuk jangka panjang pemerintah akan mengedepankan vaksin merah putih,” kata Erick Thohir.
Dia menjelaskan, pengembangan bibit vaksin Merah Putih sedang dikembangkan Bio Farma bekerja sama dengan Lembaga Molekuler Eijkman, yang merupakan satuan kerja di bawah naungan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Bila sesuai rencana, lanjutnya, uji klinis ke manusia vaksin merah putih akan dilakukan semester II 2021 dan produksi massal vaksin dilakukan pada 2022.
“Kenapa jangka panjang pemerintah fokus pada vaksin Merah Putih? Karena vaksin dari luar hanya memiliki jangka waktu enam bulan sampai dua tahun,” ujar Erick Thohir.(Bes).