Matanurani, Jakarta – Elektabilitas bakal calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, semakin jauh meninggalkan Anies Baswedan pada survei yang digelar Algoritma Research and Consulting. Pada survei yang digelar 29 Mei-10 Juni 2023 itu, elektabilitas Ganjar dan Anies bahkan hampir terpaut dua kali lipat.
“Tiga nama yang masih konsisten menempati posisi elektoral tertinggi, yaitu secara berurutan untuk capres adalah Ganjar Pranowo 29,3 persen; Prabowo Subianto 24,6 persen; dan Anies Baswedan 16,9 persen,” ujar Direktur Eksekutif Algoritma Research and Consulting Aditya Perdana dalam paparannya, Selasa, (27/6).
Aditya menjelaskan, posisi nama capres ini berubah jika dibandingkan Survei Algoritma yang dilakukan 6 bulan lalu atau pada Desember 2022. Saat itu, urutan capres berdasarkan elektabilitasnya adalah Ganjar Pranowo 25,1 persen, Anies Baswedan 18,7 persen, serta Prabowo Subianto 16,6 persen.
Lalu dalam simulasi tiga nama, nama capres Ganjar Pranowo masih menduduki posisi elektabilitas teratas dan mengungguli Prabowo serta Anies.
“Nah, seandainya simulasi tunggal tiga nama calon maka siapa yang akan punya kans untuk menang, maka Ganjar punya kans menang 34 persen, diikuti oleh Pak Prabowo 30,8 persen dan Pak Anies 22,1 persen,” kata Aditya.
Menurut Aditya, perubahan urutan dan elektabilitas para capres ini terjadi karena para responden mempertimbangkan faktor ekonomi dalam memilih calon pemimpinnya, dibandingkan isu polarisasi. Para responden cenderung memilih capres yang diyakini bisa meneruskan program perbaikan ekonomi saat ini.
“Justru dalam survei kami ini nampak sekali apapun pilihan politiknya, bangsa ini punya perhatian besar yang sama yaitu pada isu pentingnya untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Aditya.
Survei Algoritma Research and Consulting dilakukan melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner terhadap 2.009 responden di seluruh Indonesia pada 29 Mei – 10 Juni 2023. Pengumpulan data dilakukan oleh 109 orang enumerator.
Survei dilakukan secara proporsional berdasarkan data pemilih di 34 provinsi di Indonesia. Hasil survei mewakili penduduk usia dewasa (usia pilih) secara nasional. Margin of error diperkirakan +/- 2,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.(Tem).