Matanurani, Jakarta – Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria menampik anggapan bahwa sektor pertanian dinilai menjadi sumber yang kurang potensial khususnya di tengah Pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Dia mengatakan justru sektor yang satu ini menjadi potential winner, dimana mencatat pertumbuhan di atas sektor lain seperti tambang, pengolahan dan perdagangan.
“Pertumbuhan sektor pertanian 2,19% dibanding sektor lain tambang, pengolahan, perdagangan yang semua minus. Ekspansi sektor pertanian, pertanian, perkebunan, menyumbang pertumbuhan positif,” katanya dalam Virtual Sarasehan “Transformasi Ekonomi Indonesia Menuju Negara Maju dan Berdaya Saing” di Jakarta, Selasa (15/9).
Persoalan jangka pendek terkait dengan pertanian ini adalah bagaimana meningkatkan nilai tambah. Apalagi saat ini negara tetangga seperti Thailand dan Vietnam sedang menahan produksi dari produk pangan.
“Ini bisa dijadikan kemandirian pangan berbasis alam,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, masih terkait dengan pertanian dan perkebunan, Ekonom Bustanul Arifin menyoroti terkait dengan sawit. Hasil perkebunan yang satu ini menjadi sumber pangan utama dan ekspor utama.
“Komponen sawit masih tumbuh. Konteks hari ini, sustainability sawit akan ditonjolkan, apalagi diversifikasi jadi biofuel B30, kemudian D-100, kalau konsisten mengembangkan potensi dalam negeri nyambung,” katanya.
“Kita fokus memelihara pasar tradisional, uni eropa. Tapi kita juga mengembangkan pasar baru. Oke, identifikasi dulu, pasar baru termasuk sentral asia menjadi giant,” imbuhnya.
Selanjutnya, Ekonom Bayu Krisnamurthi mengatakan, terkait dengan pertanian dan perkebunan ini, tak perlu ada pengkotak-kotakan, bagaimana pertanian, industri dan jasa melakukan tugasnya.
Dia juga mencontohkan bagaimana pengolahan kelapa sawit yang membutuhkan tiga komponen tersebut yaitu pertanian, industri dan jasa.
“Butuh kebunnya dan setelah jadi minyak goreng biofuel, dibutuhkan jasa, financing, branding, promotion, itu dilakukan seimbang,” katanya.
Namun lagi-lagi, diperlukan nilai tambah dari suatu produk pertanian agar bisa digunakan untuk sesuatu yang lebih luas. Dia berkomentar bagaimana tandan kosong kelapa sawit yang dijadikan rompi anti peluru oleh ITB.
“Saya bereaksi, bisa nggak dipakai untuk sesuatu lebih luas. Misal jala nelayan dibuat dari serat sawit sehingga kalau jala jatuh ke laut tidak menjadi polusi. Atau dipakai net (jala) petani atau banyak hal sangat usable,” pungkasnya.(Cnb).