Home News Cadangan Devisa September US$ 129,4 Miliar

Cadangan Devisa September US$ 129,4 Miliar

0
SHARE

Petugas memindahkan uang di 'cash center' Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (15/5). Bank Indonesia merilis adanya peningkatan posisi cadangan devisa dari US$116,4 miliar pada akhir triwulan IV 2016 menjadi US$121,8 miliar pada akhir triwulan I 2017, dimana jumlah tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 8,6 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/kye/17

Matanurani, Jakarta – Posisi  cadangan devisa Indonesia akhir September 2017 tercatat US$ 129,4 miliar atau naik dibandingkan dengan posisi akhir di bulan lalu yang sebesar US$ 128,8 miliar atau posisi cadev tertinggi dalam sejarah Indonesia.

Bank Indonesia (BI) mencatat, peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa yang berasal dari penerimaan pajak dan devisa hasil ekspor migas bagian pemerintah, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas.

Menurut BI, Penerimaan devisa tersebut melampaui kebutuhan devisa terutama untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo.

“Posisi cadangan devisa  pada akhir September 2017 tersebut cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman dalam keterangan resminya, Jumat (6/10).

Ia mengatakan, BI menilai cadangan devisa  tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara memperkirakan, Indonesia akan kebanjiran aliran capital inflow apabila pemerintah dan BI mampu menjaga inflasi tetap rendah dan komitmen melanjutkan deregulasi. Dana yang masuk ini akan meningkatkan posisi cadangan devisa Indonesia.

“Kalau lihat di pasar modal, aliran dana masuk di pasar obligasi walaupun di pasar saham agak sedikit mereda. Tapi kalau ada perbaikan ekonomi yang lebih kuat di kuartal III dan IV, maka dana masuk akan mengalir lagi di pasar saham,” kata dia. (Smn)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here