Home News BI Pertahankan Proyeksi Pertumbuhan 2020 di Level 2,3 Persen

BI Pertahankan Proyeksi Pertumbuhan 2020 di Level 2,3 Persen

0
SHARE

Matanurani, Jakarta –– Bank Indonesia (BI) menyatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi Tanah Air dari bank sentral nasional tetap berada di kisaran 2,3 persen pada tahun ini, meski pemberlakuan tatanan hidup baru atau new normal di tengah pandemi virus corona atau Covid-19 akan segera dimulai, salah satunya di DKI Jakarta.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan ketetapan itu diambil karena pihaknya sudah meramal pembatasan sosial berskala besar (PSBB), termasuk DKI Jakarta hanya berlangsung selama 2,5 bulan. Selain itu ketetapan juga mempertimbangkan tahap new normal usai pandemi corona.

“Waktu BI membuat proyeksi ekonomi, itu sudah mempertimbangkan PSBB ketat selama dua bulan lalu secara bertahap dibuka sedikit demi sedikit pada kuartal II 2020 dan selanjutnya,” ungkap Perry saat konferensi pers virtual, Jumat (5/6).

Selain itu, ia mengatakan proyeksi BI juga sudah memasuki data terbaru dari kinerja ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 sebesar 2,97 persen. Begitu pula, proyeksi pertumbuhan ekonomi yang akan turun pada kuartal II 2020, lalu meningkat pada kuartal III dan IV 2020.

“Jadi harapan kami tetap dekati 2,3 persen (sampai akhir tahun),” ujarnya.

Kendati begitu, Perry mengatakan BI akan senantiasa memantau perkembangan ekonomi di masa transisi dan new normal nanti, termasuk di Jakarta. Sebab, menurut kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, beberapa sektor ekonomi dan sosial akan mulai dibuka secara bertahap mulai hari ini.

“Tentu saja dengan mulai bertahap aktivitas ekonomi, tentu ekonomi akan berangsur membaik, misal toko mulai dibuka meski omzet 50 persen, tapi itu kan dari nol, dari yang kemarin tidak buka, sekarang buka. Ini akan mendorong aktivitas ekonomi dan pendapatan masyarakat,” jelasnya.

Di sisi lain, BI juga akan mengikuti ketentuan masa transisi PSBB ke new normal dari Pemprov DKI Jakarta pada pelaksanaan tugas kerja bank sentral nasional. Begitu pula dampaknya bagi transaksi di perbankan, jasa keuangan, pasar keuangan, dan industri.

“Untuk pelaksanaan tugas kritikal di BI maupun bank, tetap saja mekanismenya split operasional dilakukan. Yang non kritikal, selama ini BI lakukan WFH 99 persen, apakah dari 99 persen ini akan turun jadi 75 persen atau 50 persen, itu akan kami pantau dan siapkan untuk berjalan secara bertahap, bisa dikurangi dari waktu ke waktu,” terangnya.

Sebelumnya, Anies mengumumkan PSBB DKI akan memasuki masa transisi ke new normal mulai bulan ini. Sejumlah sektor bisnis akan dibuka secara bertahap dengan kapasitas populasi sekitar 50 persen mulai 8 Juni 2020. (Cen).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here