Matanurani, Jakarta – Presiden Joko Widodo saat membuka Raker Kementerian Perdagangan akhir Januari lalu mengungkapkan nilai ekspor Indonesia sampai saat ini sudah kalah jauh dengan negara Tetangga. Nilai ekspor Indonesia hanya 145 miliar dolar AS, jauh dibandingkan Thailand 231 miliar dolar AS, Malaysia 184 miliar dolar AS dan Vietnam 160 miliar dolar AS.
Memurut Ketua Pokja Pangan dan Kehutanan Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Benny Pasaribu disamping investasi sektor ekspor merupakan salah satu yang berperan besar terkait dengan pertumbuhan ekonomi.
“Investasi sangat besar peluangnya di 4 sektor prioritas: Industri Agro, Maritim, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Ke 4 sektor ini adalah keunggulan komparatif bangsa Indonesia karena bahan baku dan sumberdaya manusia di sektor ini sangat melimpah dan keahliannya sudah turun temurun,” kata Benny kepada matanurani, di Jakarta, Senin, (5/2).
Karenanya menurut Benny dengan kebijakan yang pro ekspor (export oriented policies) maka peluang produk-produk yang dihasilkan dapat menguasai pasar Asia Pasifik dan Eropa.
“Melalui investasi di 4 sektor ini ditambah dengan kebijakan yang pro ekspor akan mendorong ekspor lebih tinggi,” ungkap Benny.
Hanya saja menurut Benny persoalan bangsa ini sangat sulit untuk fokus pada industri prioritas ditambah kebijakan yang diambil lebih cenderung mempermudah impor dan koordinasi yang sangat sulit. Padahal, potensi ekonomi kita sangat besar untuk mampu bersaing dan menguasai pasar internasional.
“Mudah-mudahan dengan selesainya pembangunan imfrastruktur, biaya logistik akan semakin murah dan investasi di bidang industri prioritas akan semakin meningkat. Hasil produksi industri prioritas inilah yang kemudian akan diekspor dan akhirnya meningkatkan devisa negara, lapangan kerja, dan kesejahteraan rakyat,” pungkas Benny. (Smn).