Matanurani, Jakarta – Partai Hanura keberatan karier politik Ketum Oesman Sapta Odang (OSO) disebut kader Partai Gerindra Andre Rosiade kandas karena dicoret KPU dari daftar caleg DPD. Hanura menyebut Andre sebagai politikus karung bocor.
“Pernyataan kader Gerindra terkait dicoretnya Ketum Partai Hanura dari daftar calon DPD RI adalah pernyataan sok tahu dan asal bunyi atau yang sering diistilahkan oleh preman pasar sebagai pernyataan ‘asbun’,” ujar Ketua DPP Hanura Benny Rhamdani, Jumat (21/9).
“Dan pernyataan asal bunyi itu hanya akan keluar dari mulut politisi yang disebut sebagai politisi ‘karung bocor’. Mungkin karena bosnya selalu bicara bocor-bocor, maka penyakit itu menular ke anak buahnya menjadi politisi karung bocor,” tegas Benny.
Benny menegaskan tak ada rumus tamat riwayat politik bagi OSO. Benny lalu menyerang Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
“Pernyataan tamat karier politik itu lebih pas dia sematkan kepada Prabowo sebagai ketua umum partainya karena fakta politik menunjukkan di Pilpres 2009 Prabowo tumbang. Di Pilpres 2014, Prabowo keok dan di Pilpres 2019 dipastikan dan haqulyakin Prabowo terkapar,” ucap Benny.
Benny meminta Andre tidak sok tahu untuk mencampuri dapur politik partai lain. Benny juga meminta Andre tidak menunjukkan apa yang disebutnya ‘kebodohan’ di depan publik yang akhirnya akan di cap sebagai politikus karung bocor’.
Terkait pencalonan OSO di DPD RI dan bukan ke DPR yang juga disinggung Andre, justru itu merupakan bukti bahwa OSO ialah politikus sekaligus negarawan yang konsisten dan tegak lurus untuk tetap memperjuangkan kepentingan daerah.
“Daerah itu adalah jantung dan urat nadi hidupnya dalam politik. Sebagaimana yang sering disampaikan oleh beliau, bahwa maju tidaknya sebuah negara sangat ditentukan oleh maju dan tidaknya suatu daerah. Pak OSO juga sering menegaskan Indonesia lahir sebagai sebuah negara karena adanya daerah-daerah,” sebut Benny.
“Maka negara wajib untuk memajukan dan memakmurkan daerah. Jika daerah maju dan makmur, maka otomatis negara Indonesia akan makmur. Dan memperjuangkan kepentingan daerah melalui DPD tentu perlu kekuatan partai politik,” tuturnya.
Sebelumnya, Andre menyebut karier OSO kandas. Ini karena KPU mencoret OSO dari daftar caleg DPD lantaran masih menjadi fungsionaris partai politik.
“Untuk mencalonkan diri di DPR dan DPD kan sudah kandas. Karier Pak OSO selesai sudah di 2019-2024, beliau tidak akan masuk di parlemen, baik sebagai anggota DPD atau DPR,” kata anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade. (Det).