Matanurani, Medan – Ketua Kelompok Kerja Pangan Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Benny Pasaribu mengakui bahwa membangun industri harus ada yang prioritas. Bila industri semuanya dikerjakan tanpa prioritas maka tidak akan memberikan manfaat.
Namun, dalam memilih industri prioritas sangat riskan dan sulit, karena semua stakeholder berkeinginan masuk dan perlu kajian yang selanjutnya menjadi rekomendasi penting apa yang sesungguhnya menjadi prioritas dalam industri.
“KEIN adalan lembaga independen yang dibentuk Presiden yang memiliki tugas pokok dalam mengkaji dan merekomendasi terhadap kepentingan stakeholder serta melaksanakan tugas-tugas khusus dari Presiden,” kata Benny dalam pengantarnya pada Fokus Group Diskusi (FGD) KEIN bertajuk Strategi Industrialisasi Pertanian dan Kehutanan berbasis Sawit di Grand Aston, Medan, Selasa, (28/11).
Tugas khusus dari Presiden, lanjut Benny adalah menyusun peta jalan industrialisasi pada empat sektor industri prioritas, diantaranya Industri Maritim, Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Agro Industri.
“Untuk agro industri saat ini KEIN telah memilih 30 komoditas prioritas, yakni komoditi atau sumber daya alam yang melibatkan banyak orang, salah satunya adalah industri Sawit di Sumatera Utara, yakni Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei di Simalungun Sumatera Utara,” kata Benny.
Sementara, Direktur Utama PTPN III, Dasuki Amsir mengatakan pihaknya akan memfungsikan zona KEK Sei Mangkei sebagi zona industri sawit dan karet serta aneka industri lainnya sebagai pendukung.
Menurut pengamatan Dasuki dampak perekonomian dari pengembangan KEK Sei Mangkei diestimasikan terjadi peningkatan output sebesar Rp 92.1 triliun terhadap ekonomi nasional. Dan hingga 2031 diestimasikan peningkatan investasi di KEK Sei Mangkei mencapai Rpb134,1 triliun yang berupa pengembangan infrastruktur kawasan senilai Rp 5,1 triliun dan investasi dari investor senilai Rp 129 triliun.
“Manfaat lain dari pengembangan Sei Mangkei, juga jadi solusi bagi pengembangan industri dan logistik sehingga mampu meningkatkan ekspor nasional, dan peningkatan perekonomian daerah khususnya di kabupaten Simalungun,” kata Dasuki.
Ditempat yang sama Deputi bidang koordinasi pangan dan pertanian Kemenko Perekonomian, Muzdalifah mengapresiasi pengembangan industrialisasi di KEK Sei Mangkei saat kini.
Hanya saja menurut dia, perlu membentuk tim percepatan bersama institusi terkait guna mengakselerasi industri KEK Sei Mangkei ke depan yang terkoneksi dengan pelabuhan Kuala Tanjung.
“Ya, harus dibuat tim percepatan untuk mengakselerasi beroperasinya industri di KEK Sei Mangkei,” kata Muzdalifah.
Benny pun sepakat, dengan adanya tim percepatan untuk mengakselerasi industri di kawasan ekonomi khusus Sei Mangkei yang terkoneksi dengan pelabuhan Kuala Tanjung akan memacu pertumbuhan ekonomi lebih cepat.
“Indonesia tidak akan maju-maju jika industri nya tidak dibuka. Karena membangun industri itu manfaatnya bisa mengatasi kesenjangan dan kemiskinan, membayar hutang dan membayar pajak, serta memacu pertumbuhan ekonomi secara nasional,” pungkas Benny.(Smn).