Home News WHO: “Vaksin Bukan ‘Senjata’ Tunggal Akhiri Pandemi

WHO: “Vaksin Bukan ‘Senjata’ Tunggal Akhiri Pandemi

0
SHARE

Matanurani, Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa vaksin akan menjadi “alat vital” dalam perang global melawan virus corona, tetapi tidak akan mengakhiri pandemi Covid-19 dengan sendirinya dan tidak ada jaminan para ilmuwan akan menemukannya.

Mengutip CNBC pada Minggu (23/8), para pemimpin dunia dan masyarakat diminta harus belajar hidup bagaimana mengendalikan virus dan membuat penyesuaian pada kehidupan sehari-hari untuk menurunkan virus ke tingkat yang rendah.

Demikian diungkapkan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

“Pada saat yang sama, kita tidak bisa, kita tidak dapat kembali ke keadaan semula,” imbuhnya pada Jumat lalu (21/8)..

Sepanjang sejarah, katanya, wabah dan pandemi telah mengubah ekonomi dan masyarakat.

“Secara khusus, pandemi Covid-19 telah memberikan dorongan baru bagi perlunya mempercepat upaya penanggulangan perubahan iklim. Pandemi Covid-19 telah memberi kita gambaran sekilas tentang dunia kita: langit dan sungai yang lebih bersih,” ungkapnya.

Hingga kini, virus tersebut telah menginfeksi lebih dari 22,7 juta orang di seluruh dunia dan menewaskan sedikitnya 794.100 dalam lebih dari tujuh bulan, menurut data Universitas Johns Hopkins. Setidaknya ada 30 vaksin potensial yang saat ini dalam uji klinis, tetapi tidak ada jaminan akan aman dan efektif.

Meskipun uji coba pada manusia untuk vaksin potensial sedang berlangsung, para ilmuwan mengatakan masih menyisakan pertanyaan besar. Covid-19 ditemukan pada bulan Desember. Meskipun banyak makalah penelitian dan studi telah dibuat tentang virus tersebut, namun para ilmuwan masih belum sepenuhnya memahami bagaimana hal itu mempengaruhi tubuh atau seberapa baik seseorang terlindungi dari infeksi ulang setelah pulih.

Awal bulan ini, Tedros mengatakan tidak ada “peluru perak” atau satu solusi untuk virus corona dan “mungkin tidak akan pernah ada”.

Dia mengatakan para pemimpin dunia dapat menghentikan wabah baru dengan mempraktikkan dasar-dasar kesehatan masyarakat dan pengendalian penyakit.

“Menguji, mengisolasi dan merawat pasien serta melacak dan mengkarantina kontak mereka. Lakukan semuanya. Menginformasikan, memberdayakan, dan mendengarkan komunitas. Lakukan semuanya,” katanya.

Dia juga mengatakan bahwa setiap orang dapat membuat perbedaan dalam pandemi.

“Setiap orang dan keluarga memiliki tanggung jawab untuk mengetahui tingkat penularan Covid-19 secara lokal dan memahami apa yang dapat mereka lakukan untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain,” katanya.

Selanjutnya, kepala unit penyakit dan zoonosis dr. Maria Van Kerkhove, mengatakan sangat penting bagi publik untuk mempelajari cara hidup dengan virus ini.

Itu akan membantu terus menekan penularan, mengidentifikasi kasus dan kelompok yang muncul sehingga dapat segera memadamkannya dan meminimalkan kematian sebanyak mungkin. “Dengan melakukan itu, beberapa negara mungkin perlu menerapkan beberapa tindakan lagi,” ujarnya.

Van Kerkhove mengatakan beberapa negara, dengan menggunakan data, sekarang memilih untuk menerapkan langkah-langkah jarak sosial di daerah di mana terdapat tingkat penularan yang tinggi.

“Apa yang kami lihat sekarang adalah pendekatan yang ditargetkan untuk menambahkan intervensi yang perlu dilakukan untuk mengendalikan wabah dan mengurangi jumlah infeksi yang terjadi,” pungkasnya.(Cnb).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here