Matanurani, Jakarta –“Gelombang pasang” infeksi Omicron berisiko melumpuhkan sistem kesehatan di seluruh Eropa. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan separuh dari populasi kawasan itu akan terinfeksi varian tersebut dalam dua bulan ke depan.
Hans Kluge, direktur WHO untuk Eropa mengatakan wilayah tersebut telah mencatat lebih dari tujuh juta kasus baru pada minggu pertama tahun 2022. Angka itu dua kali lipat dari dua minggu sebelumnya dengan lebih dari 1% populasi tertular Covid-19 setiap minggu di 26 negara.
Kluge mengatakan varian tersebut sekarang telah dilaporkan di 50 dari 53 negara di kawasan Eropa dan menjadi dominan di Eropa barat.
“Pada tingkat ini, lebih dari 50 persen populasi di wilayah tersebut akan terinfeksi Omicron dalam enam hingga delapan minggu ke depan”, katanya seperti dikutip TheGuardian.com, Selasa (11/1).
Dia mengakui skala penularan yang dia gambarkan belum pernah terjadi sebelumnya. Dampak dari wabah itu akan paling mematikan ketika tingkat vaksinasi lebih rendah, seperti di Eropa tengah dan timur, menurut prediksi Kluge.
Menurutnya, ketika Omicron pindah ke timur maka kondisi itu sangat mengkhawatirkan karena dampak penuhnya di negara-negara yang tingkat penyerapan vaksinasi lebih rendah belum terlihat.
“Kita akan melihat .penyakit yang lebih parah pada yang tidak divaksinasi,” katanya. Di Denmark, katanya, di mana kasus Omicron “meledak dalam beberapa pekan terakhir”, tingkat rawat inap Covid-19 untuk pasien yang tidak divaksinasi selama pekan Natal enam kali lebih tinggi daripada mereka yang divaksinasi lengkap. (Bis).