Matanurani, Jakarta — Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan pertumbuhan ekonomi tahun depan akan ditentukan oleh empat faktor. Pertama, pandemi virus corona.
Sri Mulyani menjelaskan keberhasilan penanganan pandemi virus corona akan mempengaruhi roda perekonomian pada 2021 mendatang. Penanganan ini terkait dengan pengadaan vaksin virus corona.
Kedua, kondisi pemulihan kinerja perekonomian global. Ini khususnya hubungan antara Amerika Serikat (AS) dengan China dan kasus penularan virus corona di dunia.
“Pemulihan kinerja ekonomi global, terutama dipengaruhi penanganan pandemi virus corona, faktor geopolitik pasca pemilu AS, dinamika hubungan AS dan China, serta harga komoditas,” ungkap Sri Mulyani dalam video conference, Selasa (1/9).
Ketiga, upaya reformasi struktural untuk meningkatkan kemudahan usaha dan menarik investasi. Keempat, dukungan kebijakan fiskal melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Sri Mulyani menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 4,5 persen sampai 5,5 persen. Menurutnya, target itu cukup realistis.
“Ini cukup realistis dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut dan baseline pertumbuhan ekonomi yang rendah pada 2020,” ujar Sri Mulyani.
Ia menyatakan penanganan pandemi virus corona yang menyeluruh menjadi kunci pemulihan ekonomi nasional dan mengembalikan ekonomi menjadi positif. Untuk itu, pemerintah kembali mengalokasikan dana pemulihan ekonomi nasional untuk 2021 sebesar Rp356,5 triliun.
“Alokasi ini terutama untuk penyediaan dan distribusi vaksin sebagai salah satu prioritas pemerintah dan bantuan sosial untuk mendukung, serta mempertahankan daya beli masyarakat menengah bawah,” jelas Sri Mulyani.
Dana yang dialokasikan untuk pemulihan ekonomi nasional tahun depan turun 48 persen dari 2020. Tahun ini, pemerintah mengalokasikan dana mencapai Rp695,2 triliun.(Cen).