Home News Saat Corona Banyak Pelanggaran Mudik, RI Jadi Sorotan Dunia

Saat Corona Banyak Pelanggaran Mudik, RI Jadi Sorotan Dunia

0
SHARE
Sejumlah pemudik antre memasuki terminal keberangkatan 1 B bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (14/7). H-3 Lebaran, arus mudik melalui bandara Soekarno Hatta mulai menunjukkan peningkatan, dan diprediksi akan mencapai puncaknya pada H-2 dan H-1. ANTARA FOTO/Lucky R./Rei/ama/15.

Matanurani, Jakarta – Menjelang Idulfitri, keadaan Indonesia di tengah pandemi COVID-19 cukup mengkhawatirkan karena banyak pelanggaran terkait larangan mudik. Bahkan media internasional turut menyoroti pelanggaran tersebut seperti ditulis Agence France-Presse (AFP).

Belum lama ini pemerintah memang melakukan pelonggaran aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Pelonggaran tersebut malah membuat ribuan masyarakat berbondong-bondong memenuhi bandara, pelabuhan, dan stasiun kereta api.

Dokumen perjalanan palsu dan surat keterangan kesehatan yang dapat diperjualbelikan digunakan sebagai dalih agar masyarakat yang berada di Jakarta, bisa menjalankan tradisi tahunan pulang kampung atau mudik ke daerah asal masing-masing.

“Ini adalah momen kritis,” kata Doni Monardo, kepala satuan tugas mitigasi COVID-19 Indonesia, dikutip dari AFP. “Saya khawatir orang-orang yang pergi ke daerah lain akan kembali terinfeksi dan semua upaya kami akan sia-sia.”

Kamal dan istri adalah salah satu masyarakat yang menggunakan dokumen perjalanan palsu untuk memudahkan anaknya, seorang mahasiswa yang sedang merantau di Jakarta, untuk kembali ke kota kelahirannya di Makassar, Sulawesi Selatan.

Berbekal bantuan teman-temannya, pasutri tersebut mengatakan berhasil mendapatkan surat bermaterai dari salah satu instansi pemerintah yang menyatakan bahwa putri mereka dipekerjakan untuk mendistribusikan persediaan selama pandemi di kota Makassar.

“Kami sangat khawatir tentang kesehatannya jika dia tinggal di Jakarta,” kata Kamal, yang meminta agar nama aslinya tidak digunakan. “Tapi yang paling penting dari semua adalah bahwa kita sangat merindukannya. Kami ingin merayakan Idulfitri bersama seperti tahun-tahun sebelumnya.”

Kemudahan dalam mendapatkan dokumen perjalanan palsu ini membuat polisi bekerja lebih keras untuk memberantas oknum-oknum yang memperjualbelikannya. Belum lama ini, pihak berwenang di Bali berhasil menangkap tujuh orang yang diduga menjajakan dokumen perjalanan palsu.

Selain menggunakan dokumen palsu, banyak juga masyarakat yang kucing-kucingan dengan polisi dalam perjalanan mudik. Mereka diam-diam bersembunyi di dalam mobil mereka yang dibawa dengan truk yang ditutupi terpal, berusaha mengecoh polisi agar bisa lolos di perbatasan antar kota antar provinsi.

Sayangnya, trik tersebut tidak begitu berhasil. Pihak berwenang berhasil menangkap ratusan pengemudi yang dibayar untuk menyelundupkan mereka yang ingin pulang kampung.

“Ada banyak cara orang mencoba menipu kita,” kata juru bicara kepolisian Jakarta Yusri Yunus. “Kami tidak berusaha membuat hidup mereka sulit. Ini semua dimaksudkan untuk mengurangi penyebaran virus corona.”

Masyarakat pun terbagi menjadi dua kubu. Kubu yang nekat mudik memicu kemarahan kubu masyarakat yang bertahan untuk tetap di rumah saja dan menjaga jarak.

Tagar #IndonesiaTerserah juga muncul sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap masyarakat pelanggar aturan, termasuk kekecewaan terhadap pemerintah yang dinilai tidak tegas dan tidak mampu menangani pandemi global ini.

Indonesia kini menjadi negara kedua di wilayah ASEAN dengan kasus terjangkit terbanyak dengan 20,796 kasus, serta 1.326 kematian, dan 5.057 pasien berhasil sembuh per Sabtu (23/5), menurut data Worldometers. (Cen).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here