Matanurani, Jakarta– Neiman Marcus Group Inc mengajukan perkara kepailitan setelah gagal mengelola beban utangnya yang karut marut akibat pandemi Covid-19.
Mengutip Bloomberg, Kamis (7/5) kemarin, dari proposal Chapter II yang diajukan, para kreditor Neiman bakal mengontrol aset Neiman Marcus, seiring operasi yang akan berjalan normal dalam kerangka pemulihan.
Bos Neiman Marcus Geoffroy van Raemdonck bilang, pihaknya telah didukung mayoritas kreditor yang akan memberikan bantuan likuiditas US$ 675 juta selama proses pengadilan, dan tambahan US$ 750.
Manajemen sendiri telah memprediksi adanya pemangkasan utang US$ 4 miliar sejak musim gugur, dimana tanda-tanda kebangkrutan mulai menyeruak.
Nilai tersebut sendiri berasal dari leverage buyout dari pengendali sebelumnya yaitu Ares Management Corp, dan Dewan Investasi Rencana Pensiun Kanada. Perusahaan juga mencatat utang US$ 5,5 miliar dari obligasi.
Sementara dari dokumen yang diserahkan ke pengadilan, tercatat sejumlah merek-merek mewah macam CHanel, Gucci, Christian Loubotin, Burberry jadi kreditur konkuren dengan nilai tagihan mencapai US$ 3 juta hingga US$ 8 juta.
Setelah menghentikan operasi total, dan merumahkan pegawainya, sejumlah tokok peritel mewah ini memang telah kembali dibuka. Hal serupa juga mulai dilakukan para kompetitornya.
Van Raemdonck juga bilang sebelum Covid-19 menyerang, sejatinya perusahaanya telah mulai bangkit.
“Seperti banyak bisnis, kami menghadapi gangguan yang belum pernah terjadi karena Covid-19, ini membuat bisnis kami sangat tertekan,” katanya.(Ktn).