Matanurani, Bali – Sampai saat ini masih banyak masyarakat belum memahami secara mendalam keberadaan koperasi. Mereka menganggap koperasi hanya terkait urusan simpan meminjam. Kondisi ini menyebabkan image terhadap koperasi merosot, sehingga tak dipercaya.
Kondisi tersebut menurut Pelaksana tugas (Plt) Asisten Deputi (Asdep) Penyuluhan Kemenkop dan UKM Bagus Rachman, pada acara Bimbingan Teknis Peningkatan Kualitas Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL), Selasa (24 Juli 2018) di Bali, semakin diperburuk lagi dengan adanya ulah segelintir oknum yang mengatasnamakan koperasi dalam menarik dana masyarakat, tanpa kesadaran dan komitmen dari para anggota.
“Untuk membangun kembali brand koperasi diperlukan PPKL yang memiliki komitmen, integritas, kemampuan dan semangat untuk hadir di tengah masyarakat dan gerakan Koperasi,” ujar Bagus.
Sampai dengan 2017 sudah terekrut 1.035 PPKL yang tersebar di 33 Provinsi dan 273 Kabupaten/Kota. Keberadaan PPKL di beberapa lokasi akan membantu Dinas Koperasi dan UKM untuk kegiatan penyuluhan dan pemasyarakatan Koperasi.
Untuk mengoptimalkan peran PPKL sebagai ujung tombak diperlukan strategi yang dapat meningkatkan efektivitas kerja PPKL dengan output terukur agar memberi hasil signifikan. Misalnya, PPKL tak hanya memberi penyuluhan, tapi juga aktivator sebagai enumerator, informator, mentor, penyemangat dan kolaborator.
“Optimalisasi kinerja PPKL ini akan menjadi dasar transformasi yang dapat membawa perubahan pada koperasi,” jelas Bagus.
Jadi koperasi yang didampingi PPKL dapat melihat potensi yang dimiliki, sehingga dapat dikembangkan dan dikerjasamakan dengan Koperasi lain. Di sini lain, para PPKL akan memiliki rekam jejak dari tiap koperasi dan memiliki kesempatan untuk membranding di berbagai media.(Sin).