Matanurani, Jakarta – Saat ini, Perum Bulog memiliki stok beras 2,1 juta ton. Angka itu menjadi yang terbesar dalam 10 tahun terakhir jika dilihat dari persediaan pembukaan tahun.
Namun, di sisi lain, harga beras masih belum turun secara signifikan. Di beberapa daerah, termasuk di Jakarta, rata-rata harga beras medium masih berada di atas Rp10.000 per kilogram (kg), di atas harga eceran tertinggi yang ditentukan pemerintah Rp9.450 per kg.
Menanggapi hal itu, Presiden Joko Widodo angkat bicara. Ia mengatakan stok yang besar tidak bisa menurunkan harga secara sekaligus dalam waktu singkat.
Pasalnya, jika pemerintah memaksa menurunkan harga dalam sekejap, itu akan membahayakan para petani karena menekan harga di tingkat produsen.
“Kalau kita mau harga turun secara drastis gampang saja, kita suplai saja semua stok yang ada ke pasar. Tapi itu tidak mungkin karena petani menjadi rugi. Jadi stabilitas itu diperlukan,” ujar Jokowi saat mengunjungi Gudang Bulog Divisi Regional Jakarta dan Banten di Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (10/1).
Maka dari itu, Perum Bulog harus memiliki mekanisme yang baik dalam hal penyaluran beras.
“Artinya kita menjaga keseimbangan. Jangan sampai masyarakat senang, tapi petani tidak senang. Jangan petani senang tapi masyarakat tidak senang. Kita harus menjaga keseimbangan. Stok ini menjaga keseimbangan agar harga bisa dikendalikan dengan baik,” tandas Jokowi. (Mei).