Matanurani, Solok –Kementerian Pertanian (Kementan) menjadikan Solok dan Malang sebagai lokasi korporasi bawang merah. Hal ini diperkuat dari terbitnya Permentan 18/2018 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Berbasis Korporasi Petani.
Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi mengatakan, menunjukan bantuan di sektor pertanian harus fokus lokasi, komoditas dan utuh hulu hilir yang tentunya bisa berdampak pada peningkatan produktivitas. Bantuan pemerintah untuk sektor pertanian pun sudah seharusnya tidak dibagi sama rata seluruh Indonesia.
“Dampak positifnya mampu meningkatkan nilai tambah produk pertanian sehingga kesejahteraan petani semakin membaik,” ujarnya, Minggu (30/9).
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Chandra mengatakan, kawasan aneka bawang di Solok sangat prospektif dikembangkan menjadi kawasan yang berbasis korporasi. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mendukung penuh kawasan pengembangan bawang merah di Solok yang luas panennya mencapai 8.000 hektare dan potensi pengembangan bawang putih mencapai 5.000 hektare.
Pendekatan yang dilakukan saat ini untuk bawang merah adalah memperkuat hilirisasi dengan mendorong industri pengolahan pascapanen seperti industri pasta, minyak bawang merah dan mengawal secara ketat dan konsisten manajemen tanam.
“Sehingga stabilisasi pasokan dan harga aman,” kata dia.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok Admaizon menambahkan, Solok saat ini menjelma menjadi kawasan produksi bawang merah yang terbesar di Sumatera dengan luas panen 7.300 hektare dalam setahun. Khusus di Kecamatan Lembah Gumanti saja, mencapai 4.600 hektare. Kecamatan Lembang Jaya 860 hektare, Danau Kembar 567 hektare, Pantai Cermin 479 hektare serta melebar ke kecamatan lain dan sekitarnya.
“Pangsa pasar solok meliputi Sumatera Selatan, Jambi, Riau dan Sumut bahkan bisa menembus Jabodetabek,” ungkapnya.
Adapun varietas bawang merah yang ditanam adalah SS Sakato, Singkil Medan, Gajah, Bima Brebes dan Maja Cipanas. Umumnya varietas ini telah beradaptasi dengan kondisi alam Solok yang beriklim dingin.
“Saat ini kami gencar mendorong perluasan dan ekspansi bawang putih di Lembah Jaya, Danau Kembar, Lembah Gumanti dan Gunung Talang untuk mendukung swasembada bawang putih 2021,” tegas Admaizon.
Rata rata luas panen per bulan di Solok mencapai 500 hektare.
Faizal, petani di Kampung Batu Dalam Kecamatan Danau Kembar menyebutkan, luas tanam kelompok tani binaan sekitar 150 hektare dengan varietas dominan yang ditanam adalah Sakato, Bima Brebes dan Tut Tuk.
“Alhamdulillah hasilnya bisa kami sekolahkan anak, bahkan kelompok tani binaan rata rata sudah memiliki dua motor per rumah tangga. Harga bawang merah saat ini Rp 8.000 per kg, kami berharap harga bisa stabil di atas Rp 10 ribu,” tuturnya.(Oke).