Matanurani, Jakarta – Harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia berpotensi mengalami kenaikan akibat melambungnya harga minyak dunia di tengah ketegangan konflik di Timur Tengah.
Memanasnya konflik di Timur Tengah usai Amerika Serikat memberikan dukungan kepada Israel untuk menyerang Iran diyakini bakal berdampak pada harga minyak dunia. Kondisi ini pun berisiko menyebabkan inflasi global.
Melansir Reuters, Senin (23/6), harga minyak mentah global diprediksi sebesar US$3 hingga US$5 per barel ketika perdagangan dibuka kembali pekan ini menyusul serangan militer Amerika Serikat terhadap Iran akhir pekan lalu.
Meski demikian, kenaikan tajam diprediksi baru akan terjadi jika Iran melakukan aksi balasan besar-besaran yang mengganggu pasokan minyak global.
Kepala Analisis Geopolitik di Rystad Energy dan mantan pejabat OPEC Jorge Leon menyebut, lonjakan harga minyak sangat mungkin terjadi.
“Bahkan tanpa aksi balasan langsung, pasar kemungkinan akan memasukkan premi risiko geopolitik yang lebih tinggi ke dalam harga minyak,” ujarnya dikutip dari Reuters, Senin (23/6).
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) menyatakan harga BBM Indonesia berpotensi turut terkerek naik imbas gejolak harga minyak global.
“Kenaikan harga minyak akan diikuti kemudian dengan kenaikan harga bensin di berbagai negara yang menggunakan bensin termasuk juga, tentunya adalah Indonesia yang merupakan net importir minyak,” kata Faisal dikutip Senin (23/6).
Bahkan, Faisal menyebut, kenaikan harga minyak dunia akan berdampak terhadap peningkatan nilai impor Indonesia. Begitu pula dengan inflasi yang akan meningkat.
Pasalnya, Faisal menjelaskan, harga minyak sangat mudah terpengaruh oleh dinamika geopolitik. Imbasnya, kondisi ini mengancam stabilitas pasokan minyak global.
Apalagi, sambung dia, konflik Iran—Israel juga semakin meluas dan melibatkan Amerika Serikat (AS). Untuk diketahui, Presiden AS Donald Trump mengancam akan melakukan serangan jauh lebih besar jika Iran tak mau melakukan perdamaian.
Adapun, tiga fasilitas nuklir utama Iran telah dihancurkan oleh pasukan militer AS, yakni Fordow, Natanz, dan Esfahan. Faisal menuturkan bahwa serangan saling membalas antara Iran dengan Israel sudah mengerek harga minyak dari US$60-an per barel menjadi US$75-an per barel.
Menurutnya, jika AS semakin ikut terlibat di dalam konflik Iran—Israel, maka harga minyak dunia bisa tembus di atas US$100 per barel.
“Ini [harga minyak] bisa mengerek lebih jauh lagi jika Amerika ikut campur dan kemudian eskalasi bisa mendorong sampai di atas US$80 per barel. Dan jika berterusan, ini tidak menutup kemungkinan bisa sampai US$100 per barel,” ujarnya.(Bis).