Matanurani, Jakarta – Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tercatat merosot menjadi Rp115,9 triliun atau setara 22,6 persen dari target APBN 2025.
Kementerian Keuangan mencatat realisasi tersebut turun 26,04 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, terutama dari pos Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) atau dividen dari BUMN.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Anggito Abimanyu menjelaskan salah satu penyebab utamanya terjadi karena beroperasinya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) sejak Maret 2025.
“Sejak Maret 2025, dividen BUMN tidak lagi disetor kepada kas negara, karena itu di wilayahnya Danantara,” jelasnya dalam konferensi pers APBN KITA, dikutip Kamis (1/5).
“Jadi jangan kaget kalau kok turun sekali, turun sekali sebagian besar karena KND,” ujar Anggito.Selain faktor Danantara, penurunan harga komoditas global juga ikut memberikan dampak bagi PNBP terutama dari sektor sumber daya alam.
Akibatnya, royalti yang disetorkan ke negara ikut terdampak. Sebagai gambaran, harga tembaga turun 4,3 persen secara bulanan (mtm) dan anjlok 6,9 persen sepanjang 2025 (ytd). Sementara harga nikel turun 5,1 persen mtm dan 1,4 persen ytd.”Dari sisi makro global, harga komoditas mengalami penurunan,” ujar Anggito. (Rmo).