Matanurani, Jakarta – Analis komunikasi politik sekaligus pendiri KedaiKOPI, Hendri Satrio (Hensat), memprediksi bahwa peluang kemenangan pasangan calon (paslon) PDI Perjuangan, Pramono Anung – Rano Karno (Si Doel), dalam Pilgub DKI Jakarta 2024 bergantung pada sikap Presiden Prabowo Subianto.
Menurutnya, keberhasilan PDIP di ibu kota sangat bergantung pada apakah partai tersebut bergabung dengan koalisi pemerintah.
“Kalau Prabowo menginginkan PDI Perjuangan tidak menjadi oposisi, pasti Prabowo mengizinkan Pramono Anung-Rano menjadi pemenang,” ujar Hensat dikutip Senin (2/12).
Hensat menilai, jika PDIP memutuskan tetap berada di luar koalisi pemerintah, harapan pasangan Pram-Doel untuk menang dalam satu putaran hanya akan menjadi angan-angan. Meskipun sejumlah hasil quick count menunjukkan elektabilitas pasangan nomor urut 3 ini berada di atas 50 persen.
“Maka keputusannya akan seperti lembaga-lembaga survei. Tidak ada putaran kedua karena sudah 50 persen +1,” jelasnya.
Namun, Hensat menambahkan, jika
PDIP menolak bergabung ke pemerintahan, Pilgub Jakarta kemungkinan besar akan berlangsung dua putaran. Hal ini membuka peluang bagi pasangan nomor urut 1, Ridwan Kamil dan Agus Harimurti Yudhoyono (RIDO), yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM).
“Kelihatannya sekarang tinggal ada dua hipotesis, kan. KIM mau sapu bersih Jawa dengan konsekuensi PDI Perjuangan menjadi oposisi murni, atau menyisakan Jakarta untuk melunakkan sikap PDIP,” ungkap Hensat.
Hensat juga menyoroti bahwa pemenang Pilgub tidak sepenuhnya ditentukan oleh rakyat, melainkan oleh penguasa melalui peran penyelenggara pemilu seperti KPU dan Bawaslu.
“Saya bukannya menuduh KPU macam-macam, ya. Tapi dari berbagai kejadian, terlihat sekali KPU sangat menurut pada pemerintah. Bawaslu juga begitu,” tuturnya.(Ini).