Home Nasional Jumlah Pengangguran Februari 2019 Turun Jadi 6,82 Juta Orang

Jumlah Pengangguran Februari 2019 Turun Jadi 6,82 Juta Orang

0
SHARE
Kepala BPS Suhariyanto

Matanurani, Jakarta — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) per Februari 2019 ada di angka 5,01 persen dari tingkat partisipasi angkatan kerja Indonesia. Angka ini membaik dibanding posisi Februari 2018 yakni 5,13 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan tren angka TPT pada Februari setiap tahunnya menunjukkan penurunan. Pada Februari 2019, jumlah pengangguran berkurang sebanyak 50 ribu orang dari 6,87 juta orang pada Februari 2018 menjadi 6,82 juta orang.

Meski demikian, angka pengangguran terbuka di kota yang sebesar 6,3 persen masih lebih tinggi dibanding desa yakni 3,45 persen.

“Kami setiap tahun menerbitkan dua kali angka pengangguran, yakni Februari dan Agustus. Tapi kami tak membandingkan angka saat ini dengan Agustus tahun lalu karena ada faktor musiman seperti masa panen yang tentu berpengaruh ke serapan tenaga kerja,” jelas Suhariyanto, Senin (6/5).

Angka sebesar 5,01 persen ini sejatinya menunjukkan kualitas penyerapan lapangan kerja yang baik. Sebab, penurunan angka pengangguran ini terjadi di tengah tingkat partisipasi angkatan kerja yang juga meningkat. BPS mencatat, tingkat partisipasi angkatan kerja Februari 2019 di angka 136,18 juta orang atau tumbuh 1,67 persen dibanding tahun sebelumnya.

Jika dilihat dari sektornya, sektor perdagangan menyerap tenaga kerja terbanyak dalam setahun belakangan dengan jumlah 920 ribu orang, yang disusul oleh sektor akomodasi makan dan minum dengan jumlah 700 ribu orang.

Hanya saja, pekerja sektor pertanian ternyata berkurang 590 ribu dalam setahun. Meski demikian, Suhariyanto bilang ini merupakan hal yang wajar, mengingat pekerja di sektor pertanian memang rentan bergeser ke sektor lainnya.

“Tapi kalau melihat angka-angka tersebut, pemerintah sebaiknya menggerakkan ekonomi di sektor perdagangan dan pertanian agar penyerapan tenaga kerja lebih baik ke depan,” imbuh Suhariyanto.

Ia melanjutkan, angka TPT ini masih menyisakan masalah fundamental tersendiri, yakni lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang masih mendominasi angka pengangguran. Data BPS mengatakan, 8,92 persen dari total tingkat partisipasi angkatan kerja adalah pengangguran lulusan SMK. Kemudian, 7,92 persen dari total tingkat partisipasi angkatan kerja adalah pengangguran lulusan diploma.

“Hal ini memang harus menjadi perhatian pemerintah yang serius karena ini mengulangi tren-tren sebelumnya,” pungkas Suhariyanto.(Cen).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here