Matanurani, Jakarta – Direktur Pengadaan Perum Bulog Bacthiar menyampaikan bahwa perseroan ingin memasok beras secara penuh untuk layanan bantuan pangan non tunai (BPNT). “Ya harapan kami 100 persen, pokoknya kami yang isi BPNT,” kata Bachtiar usai Rapat Koordinasi Penyaluran Beras di Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi Jakarta, Selasa (2/7).
Namun, Bachtiar mengatakan, meskipun Bulog ikut menyuplai beras untuk BPNT, sejumlah agen yang sudah menjadi mitra tetap dapat melayani KPM (Kelompok Penerima Manfaat) BPNT. “Tetap dijadikan agen, hanya untuk berasnya mengambil dari stok Bulog,” kata dia.
Saat ini Bulog sudah menyiapkan stok sebanyak 700 ribu ton beras untuk layanan BPNT periode Juni- Desember 2019.
BPNT merupakan bentuk bantuan sosial menggunakan sistem kartu khusus yang bisa didapatkan oleh KPM sebanyak Rp110.000 untuk digunakan membeli beras dan telur.
Program ini merupakan bantuan pengalihan dari Bansos Rastra (Bantuan Sosial Beras Sejahtera) yang disuplai secara langsung oleh Bulog sejak 2015.
Konsep penggunaan kartu dalam layanan BPNT dengan Bansos Rastra sangat berbeda karena beras Bulog harus bersaing dengan beras lain yang dijual oleh agen BPNT yaitu E-Warung.
Sebelumnya, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita berjanji bakal mencari jalan keluar bagi Perum Badan Urusan Logistik alias Bulog untuk bisa menyalurkan berasnya. Belakangan, peran perusahaan yang dipimpin oleh Budi Waseso itu belakangan dinilai kurang efektif, terutama setelah adanya program Bantuan Pangan Non Tunai alias BPNT.
Salah satunya caranya, ujar Agus, Bulog akan diutamakan untuk bisa menyalurkan beras dalam program BPNT. Namun, kualitas beras yang disalurkan mesti sesuai dengan kebutuhan masyarakat. “Saya kira sekarang Bulog sudah siap, kualitasnya juga sudah bagus-bagus,” ujar dia di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jumat, 28 Juni 2019.
Mensos meyakini solusi tersebut bagus untuk semua pihak. Kendati, Agus menyebut masuknya Bulog tidak akan mengubah skema BPNT saat ini. “Jadi suplai biasa aja, tapi kita berikan suatu kesempatan, agar Bulog sebagai main supplier,” tuturnya. Ia mengatakan skema itu segera dilakukan. Kendati, dia belum menyebut waktu pasti soal pelaksanaannya. (Tem).