Matanurani, Jakarta – Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dokter Derek Chu dan koleganya yang terbit pada 1 Juni 2020 menemukan bahwa memakai masker menurunkan risiko tertular melalui percikan air atau droplet dari orang lain yang masuk ke mulut atau hidung.
Pemakaian masker kain akan menurunkan risiko tersebut hingga 45%, sedangkan dengan masker bedah atau masker medis bisa menurunkan risiko hingga 70%, sehingga terbukti efektif.
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengungkapkan dalam rangka melawan varian delta yang tinggi tingkat penularannya, masyarakat diminta untuk memulai kebiasaan memakai dua masker atau masker ganda (double masking).
Pemakaian masker dobel ini artinya memadukan masker bedah dilapisi dengan masker kain.
“Gunanya? Filtrasi atau daya saring masker akan semakin tinggi. Penelitian Dr. Emily Sickbert Bennet dkk, membuktikan filtrasi masker dobel naik di atas 80%,” jelas Reisa dalam siaran resminya, Minggu (1/8).
Selain itu, kata Reisa juga menambahkan, penelitian penggunaan masker kain dan masker medis secara bersamaan, juga telah mendapatkan konfirmasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC di Amerika Serikat.
Lembaga yang berpusat di Atlanta tersebut melakukan eksperimen untuk mencari cara meningkatkan efektivitas pemakaian masker medis, termasuk memasang masker kain di atas masker medis.
Eksperimen tersebut menyoroti pentingnya memaksimalkan fungsi masker menutupi bagian hidung dan mulut. Hasilnya menunjukkan bahwa mengenakan masker yang pas dan benar di wajah dapat membantu membatasi penyebaran virus penyebab Covid-19.
Penelitian CDC menemukan bahwa mengenakan masker kain di atas masker medis alias penggunaan masker ganda dapat meningkatkan kesesuaian masker medis di wajah.
Masker medis secara substansial mengurangi tetesan droplet. Sedangkan pemakaian masker kain yang lebih erat dan pas di wajah, tanpa ada ruang yang terbuka, akan dapat menahan paparan partikel aerosol yang mungkin ada pada saat pemakainya berada di dalam ruang tertutup bersama dengan orang lain.
Penelitian CDC tersebut juga menunjukkan bahwa masker medis memang ditemukan lebih longgar daripada masker respirator seperti N95, namun efektivitas masker kain dan prosedur medis dapat ditingkatkan.
Caranya adalah dengan memastikan bahwa masker tersebut dipasang dengan baik, sesuai kontur atau bentuk wajah pemakai untuk mencegah kebocoran udara di sekitar tepi masker. Juga disarankan untuk mengikat tali masker medis dengan bentuk simpul dan meratakan masker medis mengikuti bentuk wajah.
“Penelitian tersebut menyatakan, bahwa paparan penerima berkurang secara maksimal, lebih dari 95% ketika sumber dan penerima dilengkapi dengan masker ganda,” jelas Reisa mengutip hasil penelitian CDC tersebut.
Lebih lanjut, Reisa juga menjelaskan bahwa CDC mengungkapkan bahwa sebelum kekebalan populasi dapat tercapai berkat program vaksinasi, Universal Masking adalah cara yang sangat efektif untuk memperlambat penyebaran SARS-CoV-2.
Hanya saja, perbedaannya adalah kalau kekebalan kelompok dapat dicapai dengan cakupan vaksinasi lebih dari 70% populasi, Universal Masking harus dilakukan semua orang dalam populasi tersebut. Tanpa kecuali.
Jadi, apabila merujuk temuan Satgas Penanganan Covid-19 yang menyatakan kepatuhan memakai masker nasional baru di tingkat 91%, Reisa mengatakan bahwa peluang virus menjangkiti orang lain masih terus terbuka.(Ktn).