Matanurani, Jakarta – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj meminta pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk membantu mendamaikan antara Iran dan AS. Menurut Said Aqil, Indonesia harus berbuat sesuatu agar perang dihentikan.
“Saya minta Pemerintah, Presiden berbuat sesuatu untuk mendinginkan atau meredam konflik Iran-AS,” kata Said Aqil di Kantor PGI, Jakarta Pusat, Sabtu (11/1).
Diketahui konflik Iran dan AS tak ada henti-hentinya. Setelah pangkalan militer Amerika Serikat (AS) diserang puluhan rudal balistik milik Iran, AS sedikit demi sedikit memperlihatkan balas dendamnya. Bukan dengan perang militer atau peralatan tempur, AS punya cara lain untuk membalas perbuatan Iran.
Indonesia Buat Crisis Center Untuk WNI
Setelah konflik Iran-Amerika Serikat (AS) dalam sepekan terakhir memanas pasca pembunuhan Panglima Pasukan Garda Revolusi Iran, Qassim Sulaimani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan beberapa hal untuk melindungi Warga Negara Indonesia (WNI) di sana. Pihaknya, kata dia, sudah mengaktifkan crisis center untuk para WNI di kawasan tersebut.
“Kita juga mengeluarkan imbauan kepada warga negara Indonesia jika sewaktu-waktu memerlukan bantuan jangan sungkan-sungkan untuk menghubungi hotline yang ada. Kita juga sudah mengaktifkan Crisis Center,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (9/10).
Crisis center tersebut kata dia adalah langkah antisipatif untuk para WNI yang ada di Iran. Dia menjelaskan dari data terlihat ada 400 WNI di wilayah tersebut.
“Dalam artian kemungkinan banyak warga negara kita yang tidak melapor pada saat berada di sana dan sebagainya sehingga kita antisipasi jumlahnya akan lebih dari 400 sementara yang di Irak itu sekitar 800,” ungkap Retno.
Retno pun mengimbau kepada WNI yang berada di kawasan konflik untuk terus waspada. Dan diminta mengikuti informasi dari otoritas setempat terutama yang terkait dengan perkembangan situasi dan keamanan di masing-masing negara.
“Dan kita meminta para WNI kita untuk segera menghubungi KBRI, KJRI jika memerlukan bantuan,” pesannya.(Mer).