Matanurani, Jakarta – Isu laut China Selatan dilaporkan menjadi salah satu topik utama yang dibahas Presiden RI, Prabowo Subianto dengan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden selama pertemuan di Gedung Putih, Washington DC pada Selasa waktu setempat, 13 November 2024.
Prabowo menjelaskan bahwa Indonesia menghormati semua kekuatan negara dan tetap mempertahankan kedaulatan nasional.
“Laut China Selatan kita bahas. Saya katakan kita ingin kerja sama dengan semua pihak. Kita menghormati semua kekuatan tapi kita juga akan tetap mempertahankan kedaulatan kita,” kata Prabowo dalam sebuah pernyataan.
Dia menegaskan bahwa Indonesia ingin terus mencari peluang kerja sama dan berkolaborasi dengan semua pihak.
“Kerja sama selalu lebih baik daripada konfrontasi atau konflik,” ujarnya.
Menurut Prabowo kerja sama itu harus diupayakan dan tidak akan datang dengan sendirinya.
“Harus ada upaya untuk membangun saling percaya, saling menghormati. Jadi kita memilih untuk memelihara hubungan baik dengan semua pihak,” kata dia.
Posisi Indonesia di Laut China Selatan menjadi sorotan setelah butir ke-9 pada joint statement bersama Presiden Tiongkok, Xi Jinping menyebutkan kata overlapping claims atau klaim tumpang tindih di kawasan tersebut.
Sejumlah pengamat mengkhawatirkan penggunaan kata tersebut karena secara tidak langsung Indonesia mengakui bahwa klaim ilegal Tiongkok atas 10 garis putus-putus di Laut China Selatan dan membahayakan posisi Natuna Utara yang wilayahnya juga masuk dalam klaim sepihak Beijing.
Ada juga yang memandang bahwa istilah overlapping claims itu merujuk perairan di luar laut teritorial Indonesia yang faktanya memang diklaim oleh berbagai negara di kawasan. (Rmo).