Matanurani, Jakarta – Proyek jembatan terpanjang Indonesia yang menghubungkan Batam-Bintan mulai ditawarkan ke investor. Proyek senilai Rp 13,66 triliun itu ditargetkan dapat dimulai pembangunannya pada 2022 mendatang.
Dalam perjalanannya, nilai proyek ini meningkat meningkat menjadi Rp 13,66 triliun dari sebelumnya Rp 8,78 triliun. Ini karena untuk mendukung pengembangan kawasan pariwisata di wilayah Batam-Bintan.
“Jembatan Batam-Bintan ini menjadi program prioritas kita menjadi tidak hanya kawasan industri tapi wisata. Saya juga berharap investasi Rp 13 sekian triliun segera bisa ikut berpartisipasi dalam pembangunan Batam-Bintan. Hal itu bisa menjadikan kawasan ini potensial bagi pengembangan ekonomi dan pariwisata,” ujar Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dalam ‘Market Sounding Proyek KPBU’ pada, Kamis (6/5).
Dia berharap keberadaan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal bisa mendorong investor masuk ke dalam proyek ini dengan membawa modal dan teknologi. Basuki mengingatkan pula harus ada kerja sama dengan pelaku UKM lokal.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyambut baik ada market sounding proyek itu. Menurut dia, pemerintah sudah melakukan perubahan fundamental terkait kemudahan investasi.
“Siapapun pemenang tender nanti akan dibantu proses perizinan sesuai implementasi UU Cipta Kerja. Investor silakan datang nanti urusan izin urusan pemda dan pemerintah bersama akan membantu,” kata Bahlil.
“Urus Izin sekarang mudah. Dulu waktu saya masih menjadi pengusaha urus izin lama, hanya tuhan dan pemberi izin yang tahu kapan, putar-putar saja,” lanjutnya.
Bahlil menjelaskan target realisasi investasi mencapai Rp 900 triliun pada tahun ini. Sementara pada tahun depan mencapai Rp 1.100 triliun hingga Rp 1.200 triliun untuk mendongkrak perekonomian Indonesia di atas 5%.(Cnb).