Home News Benny Pasaribu : Prospek Ekonomi Indonesia 2022 Akan Lebih Baik

Benny Pasaribu : Prospek Ekonomi Indonesia 2022 Akan Lebih Baik

0
SHARE
Dr Benny Pasaribu, Ketua Pokja Pangan, Komite Ekonomi dan Industri Nasional(KEIN).

Matanurani, Jakarta – Tahun 2022 ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih baik dibanding tahun 2021 kemarin. Karena ada banyak pencapaian yang dilakukan oleh pemerintah sekaligus menjadi pondasi di tahun 2022. Hanya saja masih banyak tantangan yang dihadapi  pemerintah, jadi jika tidak ditangani serius akan bisa masuk lagi kedalam jurang krisis.  Karenanya perlu terbuka untuk melihat dimana titik-titik kelemahannya dan sekaligus memperkuat dimana sisi yang harus didorong agar lebih cepat pertumbuhannya.

“Dengan melihat besarnya tantangan tersebut, maka lebih realistis bahwa pertumbuhan ekonomi berkisar 4 %,” kata
Dosen Ekonomi Universitas Trilogi Jakarta yang juga Anggota Komite Ekonomi dan Industri (KEIN) 2019, Benny Pasaribu
dalam wawancara eksklusif, di Jakarta, Jumat (31/12).

Sementara sektor-sektor lain yang memberi kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi  menurut Benny salah satunya adalah sektor pertanian karena peluang untuk meningkatkan profitabilitasnya masih cukup tinggi.

“Tantangan terbesarnya adalah jika kita hanya mengekspor produk primer hasil pertanian, tentu tidak akan mendapatkan nilai tambah yang tinggi. Namun, kalau dibangun industri berbasis agro, maka pertumbuhan ekonomi akan terkejar sekaligus menyerap lapangan kerja yang jumlahnya sangat besar,” ujarnya.

Disamping itu sektor kesehatan, juga memberikan kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi ditambah dengan  tingkat kesadaran masyarakat yang cukup tinggi. Kemudian pemerintah giat menyediakan berbagai fasilitas kesehatan seperti BPJS dan KJP dan terus membangun infrastruktur kesehatan sehingga investasinya semakin terbuka.

Sektor telekomunikasi  juga akan terus bergerak dan sektor perdagangan akan terus hidup namun yang masih memprihatinkan adalah industrialisasinya terutama industri manufaktur. Tapi kalau industri keuangan dan perbankan  akan semakin tumbuh dengan masuknya fintech yang mempermudah transaksi dan tingkat kesehatan perbankanpun semakin baik.

“Hanya saja, untuk apa industri perbankan disebut tumbuh , kalau bukan memberikan kredit kepada masyarakat. Kalau perbankan tumbuh hanya karena membeli surat berharga atau obligasi mungkin kurang elok karena tidak dinikmati oleh masyarakat. Tapi jika perbankan tumbuh dengan memberikan kredit lebih banyak atau ekspansif itu menjadi kunci pertumbuhan,” ungkap Benny.

Dari sisi prospek Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lanjut Benny tantangannya masih klasik dan berulang-ulang yakni aksesibilitas perbankan.
Kemudian UMKM masih bergantung kepada daya beli, sementara dari sisi produksi bisa tumbuh cepat karena didorong oleh pasar virtual atau e-commerce sehingga mereka dimudahkan untuk memasarkan produknya.

“Keberpihakan pemerintah terhadap sektor ini sangat dibutuhkan , perlu prioritas dan keberpihakan. Apa yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UMKM masih jauh tertinggal. Harus ada upaya khusus untuk pemberdayaannya. Teknologi memang membuat produktifitas semakin meningkat. Tapi selain butuh modal, aksesibilitas terhadap teknologi dalam skala kecil masih sangat sulit didapatkan. Karena mereka butuh teknologi untuk memproses bahan baku  yang ada didepan mata mereka. Karena proses itu akan menjadi output  atau nilai tambah,” pungkas Benny.(Smn).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here