Home Ekonomi Tekan Impor, BI Dorong Penguatan Industri Hulu

Tekan Impor, BI Dorong Penguatan Industri Hulu

0
SHARE
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara

Matanurani, Jakarta – Bank Indonesia (BI) memandang saat ini merupakan momentum yang sangat baik untuk meningkatkan daya saing produk ekspor Indonesia seiring dengan perbaikan ekonomi dunia yang diproyeksi terus membaik. Oleh karena itu, bank sentral berharap kebijakan pemerintah mendukung penguatan industri hulu di dalam negeri.

Deputi Gubenur Senior Mirza Adiyaswara melihat, pengembangan industri hulu memiliki potensi yang besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Misalnya, industri kimia dasar dan logam dasar yang saat ini kebutuhan produknya masih banyak dipenuhi melalui impor.

“Industri hulu yang kuat akan menjadi penopang utama pertumbuhan industri sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada impor,” ucap Mirza di acara seminar bersama dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), di gedung BI, Jakarta, kemarin.

Mirza menyinggung berbagai Paket Kebijakan Ekonomi (PKE) yang telah dirilis oleh Pemerintah. Menurutnya, paket kebijakan tersebut bagus. Namun, dia mengingatkan pemerintah untuk memastikan pembangunan infrastruktur untuk mengurangi biaya logistik dan produksi, berjalan dengan baik.

Dia menegaskan, pihaknya akan terus mendukung pengembangan industri dengan cara memelihara stabilitas ekonomi, menjangkar ekspektasi inflasi, menstabilkan nilai tukar, serta memitigasi risiko dan kerentanan nasional.

Selain itu, lanjut Mirza, BI juga akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah membahas isu strategis, seperti pengembangan industri pengolahan, serta berperan aktif dalam satuan tugas percepatan reformasi struktural.

“Kami yakin bisa semua berjalan baik, kontribusi industri di dalam negeri terhadap PDB (produk domestik bruto) akan kembali tumbuh di atas 20 persen,” imbuhnya.

Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Muliaman Hadad menilai ada tantangan yang harus diantisipasi di dalam mendorong kinerja industri. “Ketika ekonomi naik, maka ada impor barang modal. Makanya pemerintah harus fokus beri insentif untuk mendorong swasta aktif bangun industri,” katanya.

Direktur Utama PT Pupuk Sriwijaya Palembang (Pusri) Mulyono Prawiro mendukung penguatan industri hulu dalam negeri. Dia mengeluhkan masih tingginya harga gas industri.

“Harga gas di Indonesia yang telatif tinggi, meskipun ada Permen ESDM 40/2016 untuk menekan harga gas. Saat ini harga gas masih mendominasi biaya produksi sehingga pada ujungnya harga pupuk bagi petani pun terasa masih tinggi. Sementara biaya produksi kompetititor justru lebih rendah karena tidak ada bea masuk impor urea (pupuk),” ujarnya. (Rmo).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here