Home News Tahun 2045 Indonesia Ditargetkan Jadi Lumbung Pangan Dunia

Tahun 2045 Indonesia Ditargetkan Jadi Lumbung Pangan Dunia

0
SHARE

Matanurani, Tanjungbalai -Badan Karantina Pertanian (Barantan), melalui Stasiun Karantina Pertanian (SKP) Tanjungbalai Asahan (TBA) melepas ekspor komoditas pertanian senilai Rp8,8 miliar, di halaman Karantina TBA, Senin (13/5). Komoditas pertanian yang dilepas untuk diekspor itu di antaranya olahan sawit berupa palm kernel stearin, kelapa parut, madu, kayu manis, pisang kepok, lidi, ubi jalar, jeruk nipis serta ratusan ekor domba.

Pelepasan komoditas pertanian itu dipimpin Kepala Barantan Ali Jamil bersama Kepala SKP TBA Bukhari, Wali Kota HM Syahrial, Kapolres AKBP Irfan Rifai, Dandim 0208/AS Letkol Inf Sri Marantika Beruh, Danlanal TBA, Bea Cukai, Karantina Perikanan dan Kesehatan serta para eksportir komoditas pertanian di Tanjungbalai Asahan.

Bukhari mengatakan, pelepasan ekspor tersebut wujud program Kementerian Pertanian (Kementan) RI yaitu Agro Gemilang 2019 untuk mendukung akselerasi eksportasi dan mendorong para eksportir lebih meningkatkan daya ekspor ke luar negeri khususnya komoditas pertanian.

Bukhari juga memaparkan data komoditas pertanian yang dilepas kali ini senilai Rp8,8 miliar berupa olahan sawit senilai Rp6,45 miliar masing-masing 234 ton palm kernel stearin oleh PT Sintong Abadi dan 495,25 metrik ton oleh Multimas Nabati Asahan. Serta komoditas unggulan lainnya yakni, kelapa parut sebanyak 25 ton tujuan Felixtow dan Inggris atau setara Rp577 juta oleh PT Harvad, sapu lidi 350 ton atau senilai Rp1,19 miliar tujuan Pakistan oleh PT Ganbaro Putra dan pisang 16 ton, ubi jalar 17 ton, jahe 7 ton, jeruk nipis 4 ton, kayu manis 6 ton atau setara Rp178,5 juta tujuan Malaysia oleh PT Mitra Laut Bahari, 200 ekor domba tujuan Malaysia senilai Rp200 juta oleh PT Asia Global dan 450 Kg madu milik Dedi senilai Rp225 juta.

Ali Jamil juga memaparkan, selama periode Januari sampai April 2019, Barantan mencatat jumlah sertifikasi minyak sawit untuk ekspor dengan tren yang meningkat, setelah sempat tertekan di tahun 2018. Hal itu berdasarkan data dari sistem otomasi Barantan, IQFAST tercatat ekspor komoditas minyak sawit beserta turunannya di kuartal pertama tahun 2019 sebanyak 546 juta Kg dengan nilai Rp5,3 triliun. Dibandingkan dengan catatan ekspor tahun 2018 yang hanya membukukan 460 juta Kg dengan nilai Rp4,5 triliun, lebih rendah dari tahun 2016 ekspor sebanyak 607 juta Kg dengan nilai Rp5,5 triliun dan tahun 2017 sebanyak 709 juta Kg dengan nilai Rp6,5 triliun.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Barantan juga meresmikan gedung Laboratorium Karantina Pertanian Tanjung Balai Asahan. “Ini merupakan komitmen Kementan untuk meningkatkan pelayanan publik perkarantinaan, terlebih potensi ekspor andalan yang besar di sini. Tidak hanya sarana dan prasarana laboratorium tapi kami siapkan juga SDM yang profesional dan berintegritas,” kata Jamil. (Sib).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here