Matanurani, Jakarta – Pemerintah memberikan perhatian serius terhadap pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam.
Hal ini ditandai dengan rencana pengembangan KEK Arun Lhokseumawe melalui perjanjian kerja sama kegiatan operasional barang milik negara (BMN) berupa aktiva kilang LNG Arun. Pelaksanaan kerja sama ini dilakukan antara Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) dengan PT Patriot Nusantara Aceh (PT Patna) sebagai Badan Usaha Pembangun dan Pengelola KEK Arun Lhokseumawe.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pengembangan KEK merupakan upaya khusus untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi yang tidak Jawa sentris. Pengembangan KEK di Pulau Jawa hanya difokuskan di bidang jasa, sementara sektor industri terpusat di luar Pulau Jawa.
“Kalau dibuka KEK yang bidang industri di Pulau Jawa, kawasan yang di luar Jawa tidak akan jalan atau laku. Di Pulau Jawa sekarang ada KEK Tanjung Lesung di Banten itu paling besar. Di Sumatera sudah mulai jalan beberapa, ada Sei Mangkei pengelolaan hilirisasi kelapa sawit dan karet. Kemudian ada juga yang sudah berjalan Tanjung Kelayang di Belitung, pariwisata,” ujar Darmin dalam rilisnya di Jakarta.
Darmin mengapresiasi atas perkembangan yang telah dicapai KEK Arun Lhokseumawe. Menurutnya, KEK Arun Lhokseumawe berkembang cepat. Terlebih masalah lahan yang selama ini menjadi kendala pengembangan telah rampung.
“KEK Arun Lhokseumawe beruntung karena lahannya dari awal sudah beres. Ini adalah lahan negara yang kemudian dimasukkan untuk dikembangkan menjadi KEK,” ungkapnya.
Darmin mengatakan, negara tetangga pun telah mengembangkan kawasan ekonomi di sepanjang Selat Malaka, seperti PSA Singapore, Iskandar (IRDA), PortKlang, Port Carey dan Port Pelepas. Oleh karena itu, dia meminta peran aktif administrator KEK Arun Lhokseumawe dalam mengundang investor untuk datang.
“Kita harus lebih menarik dari mereka, seperti pelayanan perizinan investor. Dengan demikian, tujuan percepatan pengembangan industri di luar Jawa bisa terlaksana,” kata Darmin. Pada kesempatan yang sama juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman Kerja sama Investasi antara PT Pelindo I dengan empat calon investor di KEK Arun Lhokseumawe. Pertama, Pelindo I dengan PT Aceh Makmur Bersama mencakup pembangunan tangka timbun CPO dengan progres 40% dan beroperasi pada Mei 2018. Selanjutnya akan dikembangkan pengolahan turunan CPO di atas lahan seluas hingga 1,95 hektare (ha) dan diharapkan mulai beroperasi awal 2019.