Matanurani, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis perekonomian nasional pada 2018 bisa tumbuh pada kisaran 5,3-5,4%. Pertumbuhan ekonomi di antaranya bakal didorong aktivitas ekonomi di daerah.
“Ekonomi daerah akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi nasional. (Tahun depan) antara 5,3-5,4% saya kira angkanya di sekitar itu,” kata Presiden pada acara CEO Forum di Jakarta, Rabu (29/11) lalu.
Presiden mengungkapkan pula bahwa peluang bisnis paling besar saat ini ada di daerah dengan bidang usaha sektor pariwisata dan gaya hidup. Hal itu disebabkan oleh dukungan infrastruktur yang makin bagus, perkembangan teknologi, dan sebagai dampak dari globalisasi.
Menurut Jokowi, momentum kemajuan ekonomi Indonesia sudah tercipta saat ini, antara lain dengan kondisi makro ekonomi yang baik dan peringkat layak investasi (investment grade) yang diraih Indonesia dari berbagai lembaga pemeringkat global.
Jokowi menyebutkan beberapa contoh dukungan infrastruktur yang lebih baik, yang bakal menggenjot ekonomi daerah. Sebagai contoh, di Labuhan Bajo, sudah ada bandara yang lebih baik. Juga di Kawasan Dana Toba sudah ada Bandara Silangit yang menjadi bandara internasional.
Selain itu, Presiden juga menyatakan perkembangan pesat infrastruktur telekomunikasi, yakni jaringan kabel optik yang memungkinkan internet berkecepatan tinggi baik 3G maupun 4G.
“Sekarang orang ke mana-mana yang penting ada Wifi untuk akses media sosial. Ini yang membuat peluang daerah membaik, yaitu perkembangan ekonomi digital,” tuturnya.
Jokowi menilai, gengsi dan gaya hidup masyarakat saat ini bukan lagi ditentukan oleh harga dan merek barang yang mahal, tetapi pengalaman yang diunggah melalui media sosial.
“Dengan adanya digitalisasi menyebabkan perubahan pola konsumsi dari belanja barang ke belanja pengalaman, wisata, dan hiburan,” katanya.
Tentang pariwisata, Presiden mengatakan, jumlah wisman ke Indonesia tahun 2017 diperkirakan meningkat 25% dibanding 2016, sementara investasi bidang kepariwisataan tumbuh 35% dibanding tahun 2016. (Inv).