Matanurani, Jakarta – Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan, selama terjadinya pandemi Covid-19 di Indonesia, telah memunculkan fenomena ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa.
Menurut Muhadjir, pemerintah akan melakukan program penanggulangan kemiskinan yang terkait dengan peningkatan ekonomi di desa.
“Bapak Presiden menyampaikan, fenomenanya sekarang terbalik. Bukan lagi urbanisasi tapi justru ada kemungkinan fenomenanya adalah ruralisasi. Dimana orang-orang dari kota yang selama ini mendapatkan lapangan pekerjaan, mendapatkan penghidupan di kota itu akan berduyun-duyun untuk kembali ke desa,” kata Muhadjir Effendy seusai menghadiri rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (24/9).
Muhadjir mengatakan, Presiden Jokowi telah memberikan arahan, selain meminta kepada para menteri untuk menjadikan momentum pandemi Covid-19 sebagai waktunya menginstal ulang dan melakukan transformasi ekonomi pedesaan, Presiden juga meminta skema jaring perlindungan sosial terutama di pedesaan harus dipastikan tepat sasaran.
“Kemudian, penanggulangan kemiskinan yang sekarang ini digalakkan atau dilakukan oleh berbagai kementerian supaya dikaitkan dengan ekonomi desa,” ujarnya.
Lebih lanjut, Muhadjir menambahkan, Presiden juga meminta seluruh kementerian memperkuat daya ungkit ekonomi desa dengan mengoptimalkan potensi lokal desa. Kemudian, sisa anggaran yang ada, terutama di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi supaya betul-betul bisa direalisasikan antara Oktober hingga Desember.
“Dengan demikian daya serap anggaran dana pedesaan, dana desa itu kalau bisa diserap dengan baik dan tepat sasaran akan bisa mempercepat upaya kita untuk menghidupkan kembali ekonomi di pedesaan” terang Muhadjir Effendy.
Dalam ratas tersebut, Muhadjir mengungkapkan, ada beberapa menteri yang menyampaikan pandangan terkait peningkatan potensi lokal desa. Seperti Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan pentingnya hilirisasi produk-produk berkeunggulan lokal di desa.
“Beliau memberi contoh misalnya Industri Nanas yang sudah sampai ekspor. Dan juga ada pisang yang ada di Bali. Kalau yang nanas tadi di Lampung. Yang itu sudah sampai level ekspor walaupun sebetulnya berbasis dari ekonomi desa,” ungkap Muhadjir Effendy.
Artinya, lanjut Muhadjir, desa-desa di Indonesia dengan potensi dan keunggulan yang khas mempunyai peluang untuk go internasional.
“Bisa menjadi bagian dari proses internasionalisasi berbagai macam produk komoditas Indonesia. Sehingga kita akan bisa memperkaya berbagai macam aneka produk yang memiliki keunggulan ekspor,” tutur Muhadjir Effendy.(Bes).