Home News BPS: Neraca Dagang RI Surplus US$2,44 Miliar per September

BPS: Neraca Dagang RI Surplus US$2,44 Miliar per September

0
SHARE

Matanurani, Jakarta — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus US$2,44 miliar secara bulanan pada September 2020 di tengah pandemi covid-19. Realisasi itu lebih tinggi dari surplus Agustus 2020 yang sebesar US$2,35 miliar.

Secara total, neraca perdagangan surplus US$8,75 miliar pada Januari-Juli 2020. “Neraca dagang alami surplus sebesar US$2,44 miliar. Surplus terjadi lima bulan berturut-turut,” ungkap Kepala BPS Suhariyanto, Kamis (15/10).

Surplus neraca perdagangan terjadi karena nilai ekspor mencapai US$14,01 miliar atau naik 6,97 persen dari Agustus 2020 yang sebesar US$13,1 miliar. Sementara, nilai impor hanya US$11,57 miliar atau naik 23,5 persen dari bulan sebelumnya.

Secara rinci, kinerja ekspor ditopang oleh ekspor minyak dan gas (migas) mencapai US$700 juta miliar atau naik 17,43 persen dari bulan sebelumnya. Sementara, ekspor nonmigas sebesar US$13,31 miliar atau meningkat 6,47 persen.

Peningkatan ekspor nonmigas disumbang oleh ekspor industri pertanian 20,84 persen menjadi US$410 juta dan industri pengolahan naik 7,37 persen menjadi US$11,56 miliar, sedangkan industri pertambangan turun 4,1 persen menjadi US$1,33 miliar.

Secara total, kinerja ekspor nonmigas masih menopang sekitar 94,98 persen dari total ekspor Indonesia pada bulan lalu.

Berdasarkan kode HS, peningkatan ekspor terjadi di besi dan baja,lemak dan minyak hewan nabati, kendaraan dan bagiannya, mesin dan perlengkapan elektrik, serta plastik dan barang dari plastik.

Sementara, komoditas yang turun nilai ekspornya adalah tembakau dan rokok, barang dari kulit samak, bahan bakar mineral, serta barang dari besi dan baja.

Berdasarkan negara tujuan ekspor, peningkatan nilai ekspor nonmigas terjadi ke China sebesar US$163,3 juta, India US$120,6 juta, Jepang US$79,6 juta, Amerika Serikat US$66,8 juta, dan Malaysia US$66,4 juta.

Secara kumulatif, ekspor Januari-September 2020 sebesar US$117,19 miliar. Kinerja ini turun 5,81 persen dari US$124,42 miliar pada Januari-September 2019.

Dari sisi impor, impor migas sebesar US$1,17 miliar atau tumbuh 23,5 persen dari bulan sebelumnya. Sementara impor nonmigas senilai US$10,4 miliar atau naik 6,18 persen.

Kenaikan impor nonmigas terjadi hampir di setiap jenis. Rinciannya, impor bahan baku/penolong naik 7,23 persen, barang modal naik 19,01 persen, sedangkan barang konsumsi turun 6,12 persen.

Berdasarkan kode HS, kenaikan impor berasal dari mesin dan peralatan elektrik, besi dan baja, mesin dan peralatan elektrik, serealia, serta kendaraan dan bagiannya.

Berdasarkan negara asal impor, peningkatan impor terjadi dari Jepang, Korea Selatan, China, Ukraina, dan Singapura.

Secara kumulatif, kinerja impor Januari-September 2020 sebesar US$103,68 miliar atau terkoreksi 18,15 persen dari US$126,67 miliar pada Januari-September 2019.(Cen).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here