Matanurani, Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan 0,014% akibat dampak perang Ukraina-Rusia dan kenaikan harga minyak dunia yang mendorong terjadinya inflasi.
“Karena beberapa komoditas yang memberikan kekhawatiran inflation ini juga sudah mulai bergerak, terutama minyak, gas, daging,” kata Kepala Center of Macroeconomics and Finance- INDEF M. Rizal Taufikurahman saat Diskusi Publik INDEF, Rabu (2/3).
Rizal menambahkan, komoditas bahan pokok lainnya juga akan menyusul meningkat menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 2022 yang secara secara gradual dan musiman juga sering terjadi peningkatan harga. “Apalagi di tengah pandemi. Ini akan memberikan penurunan pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek,” kata Rizal.
Di sisi lain, rizal mengungkapkan bahwa dampak konflik Rusia-Ukraina terhadap investasi di Indonesia masih tetap positif meskipun relatif kecil. “Saya kira investasi kita tetap positif meskipun angkanya relatif kecil tapi setidaknya ini menunjukkan bahwa investasi kita masih bisa menarik investor,” katanya.
Sedangkan dampaknya terhadap ekspor, Indonesia mengalami penurunan sebesar 0,11% akibat perang Ukraina-Rusia dan kenaikan harga minyak dunia. Sementara dampaknya terhadap impor masih positif.
“Hal ini menunjukkan Indonesia dalam mendorong output karena output tadi beberapa komoditas yang relatif meskipun peningkatannya tidak seragam, tidak meningkat semua tapi setidaknya masih banyak beberapa komoditas impor yang untuk mendorong aktivitas ekonomi khususnya untuk memproduksi output yang orientasi ekspor maupun di domestik,” jelasnya.(Ktn).