Matanurani, Cilegon — Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meresmikan pabrik karet sintetis pertama di Indonesia, Kamis (29/11). Pabrik milik PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI) ini terletak di Cilegon, Banten. Produksi karet sintetis tahap pertama dari pabrik ini akan ditujukan untuk ekspor semua, khususnya ke kawasan ASEAN.
Airlangga mengatakan, pendirian pabrik karet sintetis ini merupakan salah satu hasil kebijakan insentif fiskal tax holiday. Nilai investasi yang ditanamkan mencapai 435 juta dolar AS. “Ini membuktikan, insentif yang sudah dibuat memang efektif dalam menarik investor untuk masuk ke Indonesia,” ujarnya ketika ditemui usai peresmian pabrik.
Dari total investasi tersebut, pabrik karet sintetis milik SRI akan beroperasi dengan kapasitas produksi 120 ribu ton tiap tahun. Nilai ekspor dari hasil produksinya diprediksi mencapai 250 juta dolar AS.
Menurut Airlangga, ini menjadi bukti upaya pemerintah dalam mendorong industri untuk ekspor. Dengan kehadiran pabrik karet sintetis ini, Indonesia sudah memiliki industri manufaktur untuk bahan baku ban yang lengkap. Ada karet alam, carbon black yang juga sedang dilakukan ekspansi, tire core dan silika.
“Dengan demikian, komponen ban bisa dari dalam negeri dan meningkatkan daya saing industri Indonesia,” ucap Airlangga.
Potensi pemanfaatan karet sintetis untuk industri terbilang besar. Dalam bidang otomotif, Airlangga menjelaskan, karet sintetis berkontribusi hingga 25 persen terhadap bahan baku. Selain itu, bahan baku ini dapat dimanfaatkan sebagai sarung tangan, selang dan benang karet.
Dalam waktu dekat, pemerintah juga akan memanfaatkan karet sebagai bahan dasar infrastruktur, yakni aspal. Menurut Airlangga, pemerintah sedang menggarap pilot project di Sumatera Selatan.
“Pemerintah juga dorong pabrik masterbatch agar program TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) karet tujuh persen dapat diserap untuk infrastruktur,” katanya.
Airlangga menambahkan, pembangunan pabrik karet sintetis ini juga menjadi momentum kelahiran kembali kawasan Cilegon sebagai sentra petrochemical steels. Sebab, saat pertama dibangun di era kepemimpinan Soeharto, kawasan ini masih terbilang konvensional. Kini, melalui program Making Indonesia 4.0, Cilegon sudah terbangun kembali dengan fasilitas modern.
SRI merupakan produsen karet sintetis pertama di Indonesia yang memproduksi Polybutadiene rubber dan Solution Styrene Butadiene Rubber. SRI adalah gabungan hasil kerja sama Michelin dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk dengan kepemilikan saham masing-masing 55 persen dan 45 persen.(Rep).