Home News Kemenperin Usul Agar Bea Keluar Flat 15% Demi Pengembangan Kakao

Kemenperin Usul Agar Bea Keluar Flat 15% Demi Pengembangan Kakao

0
SHARE

Matanurani, Jakarta – Pemerintah memasukan empat komoditi sebagai industri prioritas nasional pada tahun 2018. Salah satu dari keempat komoditas yang dimasukan kedalam industri prioritas nasional yakni kakao.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan, untuk mengembangkan kakao, dirinya mengusulkan agar skema bea keluar biji kakao bisa flat di angka 15%. Usulan tersebut, bertujuan untuk menyeimbangkan antara jumlah biji yang ekspor dan yang di impor.

“Kita minta itu tadi ke Pak Menko (Darmin Nasution) juga mencatat itu,” ujarnya di Jakarta, Kamis (11/1).

Menurutnya, selama ini meskipun sudah dikenakan bea keluar, namun angkanya ralatif berubah mengikuti harga kakao dunia. Bahkan, jika harga kakao di dunia sedang dalam tren menurun, bea keluar Kakao justru dibebas biayakan.

Dia melanjutkan, hal tersebut justru berbanding terbalik dengan pengenaan biaya masuk, di mana produk komoditi kakao yang masuk ke Indonesia dikenakan biaya 10%. “Ada ketidakseimbangan. Ekspor biji kakao bisa enggak kena PPN 10%. Kalau ke industri kena 10%. Masih ini kan jadi tidak balance tidak imbang kan itu salah satunya,” jelasnya.

Panggah menilai, dengan pengaturan bea masuk yang ada saat ini, maka Indonesia berpotensi kehilangan bahan baku yang begitu besar. Apalagi di saat harga komoditas yang sedang turun dimana bea keluar biji kakao ini dikenakan tarif 0%.

“Sekarang sudah benar dikenakan bea keluar tapi bea keluarnya sekarang kan bisa jadi 0 kalau harganya turun. Kemudian ini juga sudah berhasil menarik investor kedalam negeri tapi kan kemudian bahan bakunya jadi berkurang ini kan persoalann. itu menurut saya merupakan satu persoalan tersendiri yang harus kita jawab,” ucap Panggah.

“Pak menko mengatakan oh iya bener juga tuh , ke dalam negeri kena 10% ekspor enggak ya memang banyak yang akan keluar,” tambah dia.

Selain mengusulkan pengenaan bea keluar flat 15%, lanjut Panggah, pihaknya juga akan mengembangkan hilir kakao kepada industri menengah kecil. Salah satu caranya adalah dengan membangun industri pengolahan intermediate untuk biji kakao.

“Yang kedua adalah bagaimana kita mengembangkan hilir kakao ini ke industri ke menengah kecil. Itu yang sedang kita buat untuk bagaimana kita bangun industri pengolahan intermediate seperti Koko butter, Koko liter khusus untuk industri kecil menengah,” jelasnya.(Oke).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here