Home News BI ‘Ramal’ PDB RI Tumbuh 4,8% Hingga 5,8% di 2021

BI ‘Ramal’ PDB RI Tumbuh 4,8% Hingga 5,8% di 2021

0
SHARE

Matanurani, Jakarta  – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan proses pemulihan ekonomi RI kini sudah berjalan. Ia optimis perekonomian Indonesia akan tumbuh positif pada kuartal IV (Q4) tahun ini, begitu pula tahun 2021 mendatang.

Hal itu Perry katakan dalam sesi tanya jawab peluncuran virtual Laporan Prospek Ekonomi Indonesia Desember 2020 Bank Dunia bertajuk ‘Towards a Secure and Fast Recovery’ pada Kamis (17/12).

“Kami optimis pertumbuhan ekonomi akan mencapai sekitar 4,8%-5,8% tahun depan dari ekspor, konsumsi dan investasi yang akan paling menonjol,” ujar Perry.

Menurutnya, pertumbuhan ini muncul dari upaya terkoordinasi antara pemerintah, BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta pihak-pihak terkait lainnya. Selain itu, pertumbuhan ekonomi dapat dicapai setelah munculnya vaksinasi serta tanggapan kebijakan yang diperlukan dari pihak terkait.

“Dalam proses dimulai adanya vaksinasi, kita jadi tahu bahwa vaksin itu sudah mulai diberikan untuk (kembali menyalakan) mobilitas manusia, (sehingga) kegiatan ekonomi mulai bergerak kembali,” kata Perry.

Lebih lanjut, dia juga mengatakan, hal ini dapat dicapai setelah BI melakukan koordinasi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

“Sebagaimana diketahui kami berkoordinasi erat dengan menteri keuangan dengan satu tujuan bahwa pemulihan ekonomi mulai bergerak. Berdasarkan UU khusus yang dikeluarkan oleh menkeu untuk bisa meningkatkan defisit fiskal di atas 3%. Tahun depan defisit fiskal kami akan naik menjadi 5,7% dan meluncur pada tahun 2022,” ujar Perry.

Namun, kata Perry, setelah itu defisit fiskal pemerintah akan di bawah 3%, dan pada saat itu UU khusus yang dikeluarkan Sri Mulyani akan memberikan fleksibilitas kepada BI untuk ikut serta dalam pembiayaan anggaran tersebut.

“Kami juga sudah melakukan ini pada 2020 berdasarkan dua persetujuan antara saya dengan menkeu. Implementasinya sangat lancar, oleh karena itu menkeu dan pemerintah dapat fokus untuk bisa mempercepat stimulus fiskal yang diperlukan untuk ekonomi Indonesia dan kebijakan fiskal dan moneter yang sangat prudence,” kata Perry.(Cnb)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here