Home Keuangan Pernyatakan Trump soal Tarif Impor China ‘Kejutkan’ Rupiah

Pernyatakan Trump soal Tarif Impor China ‘Kejutkan’ Rupiah

0
SHARE

Petugas memindahkan uang di 'cash center' Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (15/5). Bank Indonesia merilis adanya peningkatan posisi cadangan devisa dari US$116,4 miliar pada akhir triwulan IV 2016 menjadi US$121,8 miliar pada akhir triwulan I 2017, dimana jumlah tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 8,6 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/kye/17

Matanurani, Jakarta – Bank Indonesia (BI) menyebutkan pernyataan terbaru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai rencana kenaikan tarif impor kepada China pada Kamis (1/8) memicu gejolak di pasar keuangan dan turut menimbulkan pelemahan pada nilai tukar rupiah, Jumat (2/8).

Namun, menurut Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah depresiasi nilai tukar rupiah ini hanya sementara.

“Depresiasi timbul di pasar tapi ini hanya sementara, karena risk-off setelah rencana Trump memberlakukan tarif baru dalam perdagangan dengan China,” kata Nanang melansir antaranews, Jakarta, Jumat (2/8).

Nanang mengatakan bank sentral akan intervensi di pasar spot, pasar obligasi dan Domestik NDF pada Jumat ini untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

Sebelumnya, Donald Trump, presiden negara adidaya yang juga berlatar belakang pengusaha properti, pada Kamis, melontarkan cuitan di media sosial Twitter bahwa pihaknya akan memberlakukan tarif baru pada impor barang-barang China, yang dia sebut sebagai upaya melindungi ekonomi AS dari risiko kebijakan perdagangan global.

Ancaman Trump tersebut cukup mengejutkan karena delegasi pemerintah AS baru saja kembali dari negosiasi dagang di Shanghai, China, yang dinilai pasar sebagai perundingan yang disebut cukup konstruktif. Namun pernyataan Trump membuat tensi konflik dagang kembali meningkat.

Dalam serangkaian cuitannya Trump mengatakan ia akan mengenakan tarif 10 persen pada 300 miliar dolar AS impor China mulai 1 September 2019. Dia merasa tidak puas dengan proses negosiasi perdagangan antara kedua negara adidaya yang selama ini dipandang pasar akan menghasilkan dampak positif.(Mer).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here