Oleh : Dr Benny Pasaribu
Matanurani, Jakarta – Pada awalnya banyak kalangan meragukan kinerja Jokowi sebagai Presiden terpilih pada tahun 2014. Tetapi seiring waktu berjalan hingga lebih dari 2 tahun Presiden Jokowi berhasil menunjukkan prestasinya yang telah melakukan banyak perbaikan bagi kemajuan bangsa dan negara.
Saya melihat, ada 4 (empat) perubahan fondasi perekonomian yang signifikan selama kurun waktu 2 tahun terakhir ini. Pertama, Pesatnya pembangunan infrastruktur baik di Jawa maupun di luar Jawa termasuk di daerah perbatasan dan pembangunan bandara dan pelabuhan.
Kedua, Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Presiden juga sangat konsern terhadap pembangunan mutu SDM terutama dengan mengeluarkan Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat kepada puluhan juta warga. Disamping itu juga peningkatan keterampilan kerja juga di dorong melalui pendidikan kejuruan atau SMK, dan vokasi yang tumbuh signifikan di berbagai daerah. Belajar dari Jerman, pendidikan kejujuran dan vokasi yang tumbuh pesat menyebabkan tingkat pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial menjadi paling rendah dibanding negara-negara eropa lainnya.
Ketiga, Penajaman prioritas dalam kebijakan fiskal khususnya mengalihkan subsidi BBM menjadi subsidi bagi rakyat miskin dan kebutuhan publik lainnya seperti penambahan anggaran untuk sektor pertanian, kelautan dan perikanan, pendidikan, dan kesehatan. Alokasi APBN untuk pembangunan desa juga sangat signifikan meningkat, sehingga pembangunan infrastruktur di pedesaan makin nyata terlihat.
Keempat. Presiden juga melakukan perubahan dalam hal perijinan/ investasi seperti penurunan signifikan dwelling time dan pembangunan kawasan industri di berbagai daerah.
Semua ini tentu membuktikan adanya keseriusan dan kepemimpinan presiden Jokowi benar-benar digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, melalui kerja nyata dan blusukannya di lapangan. Hal ini juga tampak dari hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada 14 – 20 Mei 2017 yang menunjukkan tingkat kepuasan publlik terhadap kinerja Jokowi yang tinggi yang mencapai 67 persen.
Namun demikian, berbagai persoalan bangsa masih belum terselesaikan, inilah tantangan ke depan yang perlu fokus penanganannya yaitu persoalan angka kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan yang masih tinggi, meskipun sudah mengalam penurunan.
Ke depan, pemerintah perlu fokus pada percepatan industrialisasi dengan pilihan prioritas pada 4 sektor industri unggulan yakni, industrilalisasi pertanian, maritim, pariwisata, dan industri kreatif, dengan melibatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Koperasi, BUMN, dan swasta nasional. Melalui penanganan 4 industri prioritas tersebut diharapakan masalah kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan akan dapat diatasi bahakan pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi dari 7 persen per tahun karena 4 sektor tersebut dapat menjadi lokomotif dan motor penggerak perekonomian Indonesia terutama dalam menghadapi persaingan global dan kemajuan teknologi yang super cepat.
(Penulis Anggota Komite Ekonomi Industri Nasional)
